Literasi Digital

Literasi Digital di SMPN 1 Lubuk Pakam, Narasumber: Jarimu Harimaumu

Kegiatan webinar literasi digital telah digelar di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di SPMN 1 Lubuk Pakam pada Rabu (8/3).

Featured-Image
Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara digelar pada Rabu, 08 Maret 2023, pukul 10.00 - 12.00 WIB bertajuk “Belajar Hak dan Tanggungjawab di Ruang Digital”. Foto: KemenKominfo

bakabar.com, JAKARTA - Kegiatan webinar literasi digital telah digelar di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di SPMN 1 Lubuk Pakam pada Rabu, 8 Maret 2023.

Webinar kali ini mengambil tema "Belajar Hak dan Tanggungjawab di Ruang Digital" dengan melibatkan 600 siswa sebagai audiensnya. 

Kegiatan ini merupakan kerjasama Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI untuk mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif dan produktif.

Dengan begitu, kemampuan kognitif akan meningkat sehingga bisa mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pada awal 2021 pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa. Adapun jumlah penduduk Indonesia mencapai 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMPN 3 Kotabumi Lampung, Narasumber: Cyberbullying Harus Dihentikan

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. Foto: KemenKominfo
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. Foto: KemenKominfo

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.

Terbukti, hasil survei literasi digital yang dilakukan Kominfo bersama Siberkreasi dan Katadata pada 2020 menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4.

"Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo menjadi agenda yang strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat beraktivitas di ranah digital.

Aman di dunia digital

Pada sesi pertama, narasumber Anwar Sadat, Senior Product Manager menyampaikan bahwa aktivitas kita di ruang digital harus dilakukan dengan aman. Beliau menyebutkan 5 hal yang harus diperhatikan dalam keamanan digital diantaranya adalah mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak. Foto: KemenKominfo
Pada sesi pertama, narasumber Anwar Sadat, Senior Product Manager menyampaikan bahwa aktivitas kita di ruang digital harus dilakukan dengan aman. Beliau menyebutkan 5 hal yang harus diperhatikan dalam keamanan digital diantaranya adalah mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak. Foto: KemenKominfo

Pada sesi pembuka, narasumber Senior Product Manager Anwar Sadat menyampaikan aktivitas di ruang digital harus dilakukan dengan aman. Beliau menyebutkan 5 hal yang harus diperhatikan dalam keamanan digital, di antaranya adalah mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak.

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 1 Indralaya, Kominfo: Waspadai Cyberbullying

Anwar Sadat juga memberikan tips aman bermedia digital dengan cara menggunakan password yang kuat, menggunakan autentikasi dua faktor, menjaga data pribadi, mengenali siapa yang terhubung dengan kita di ruang digital, mewaspadai pesan yang mengajak melihat tautan, penipuan ataupun permintaan data pribadi.

Selain keamanan digital, kata Sadat, "Hal lain yang penting adalah kita harus memiliki tangung jawab di dunia digital karena berekspresi di dunia digital tidak mudah."

Pasalnya ada undang-undang yang mengatur bagaimana berekspresi di ruang digital, terdapat larangan UU ITE yang meliputi penghinaan dan pencemaran nama baik, melanggar kesusilaan, menyebarkan permusuhan atau kebencian, menyebarkan berita hoaks, pemerasan dan ancaman serta mengajak perjudian.

“Ada banyak hal yang membuat apa yang kita lakukan di ruang digital itu jadi ribet, dan itu adalah konsekuensi bahwa untuk aman pasti ada sesuatu kerumitan yang harus kita lakukan," ungkapnya.

Sadat menambahkan, "Agar aman di ruang digital kita harus berpikir kritis, tidak mudah percaya terhadap yang disebar di internet seperti berita bohong, permusuhan, ujaran kebencian. Kalau kita menyebarkan yang tidak baik, maka dampaknya suatu saat akan kembali ke kita, jadi hati-hati dengan jari yang kita miliki."

Baca Juga: Webinar Literasi Digital di SMPN 1 Kotabumi Lampung, Kemenkominfo: Indeks Kita Masih Rendah

4 pengetahuan dunia digital

Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dr. Jumakir memberikan pemaparan tentang 4 pengetahuan dalam dunia digital, diantaranya cakap dalam digital, aman dalam digital, budaya dalam digital, dan etika dalam digital. Foto: KemenKominfo
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dr. Jumakir memberikan pemaparan tentang 4 pengetahuan dalam dunia digital, diantaranya cakap dalam digital, aman dalam digital, budaya dalam digital, dan etika dalam digital. Foto: KemenKominfo

Pada kesempatan kedua, Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Jumakir memaparkan tentang 4 pengetahuan dalam dunia digital, diantaranya cakap dalam digital, aman dalam digital, budaya dalam digital, dan etika dalam digital.

Cakap digital merupakan kemampuan individu dalam memahami dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta aplikasi. Safety (aman) digital merupakan kemampuan individu dalam meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.

Budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. Etika digital merupakan panduan perilaku agar pengguna dapat bijak bijak dalam menggunakan teknologi.

"Jarimu harimaumu, artinya dalam menggunakan jari untuk memanfaatkan digital harus dengan cerdas memiliki kesadaran, tanggung jawab, integritas dan berbuat kebajikan," ujar Jumakir.

Untuk itu, cara beretika digital adalah dengan bersikap sopan dan santun. "Dengan bertatakrama yang baik dalam komunikasi, serta memakai bahasa dan tulisan yang jelas," imbuhnya.

Baca Juga: Literasi Digital Ajak Siswa Cintai Produk dalam Negeri

Peran influencer

Vean Mardhika selaku Key Opinion Leader (KOL) yang akan membagikan pengalamannya sebagai influencer yang sudah lama berada di dunia digital, menjadi seorang influencer/konten kreator dimulai dengan karir beliau menjadi seorang kreatif media. Foto: KemenKominfo
Vean Mardhika selaku Key Opinion Leader (KOL) yang akan membagikan pengalamannya sebagai influencer yang sudah lama berada di dunia digital, menjadi seorang influencer/konten kreator dimulai dengan karir beliau menjadi seorang kreatif media. Foto: KemenKominfo

Selanjutnya, giliran Vean Mardhika selaku Key Opinion Leader (KOL) bercerita tentang pengalamannya sebagai influencer yang sudah lama berada di dunia digital.

Menurutnya, pengalaman menjadi influencer/ konten kreator dimulai dari karir sebagai pekerja kreatif. Vean juga rajin membagikan di media sosial tentang hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain.

Menurutnya, peluang menjadi konten kreator, sebaiknya dibarengi dengan personal branding yang kuat. Termasuk mengasah hal-hal yang digemari/potensi yang dimiliki dan memanfaatkan sosial media dengan baik. 

“Peluang menjadi influencer sebenarnya banyak sekali caranya, yang penting kita harus punya personal branding untuk diri kita sendiri, misalnya kita suka menggambar, menulis, jangan sampai bakat yang ada di diri kita jadi gampang down karena komentar orang, itu sangat bisa lho diasah lagi," ujar Vean.

Selanjutnya, dia mendorong para siswa untuk mampu menggali lebih dalam potensi yang dimiliki, baik dalam kegiatan tulis menulis, membuat foto maupun di bidang lainnya.

Baca Juga: Empat Pilar Literasi Digital, Kominfo: Problematika Masih Besar

"Itu bisa diasah karena semua itu ada pasarnya, jangan sampai kalian down berpikir kenapa sosial media kita itu isinya cuma foto yang tidak semua orang paham, padahal itu adalah sebuah peluang, foto yang kalian kira itu adalah foto yang biasa, itu bisa mendatangkan peluang dapat endorse,” ungkapnya. 

Tanya jawab

Webinar yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Foto: KemenKominfo
Webinar yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Foto: KemenKominfo

Secara umum, para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar. Terbukti dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.

Seperti Dahniar yang mengajukan pertanyaan tentang pembobolan data pada situs e commerce yang berdampak pada pencurian data pribadi. Dia khawatir data pribadi dijual, lalu bagaimana kiat menjaga data pribadi di situs e-commerce ataupun perbankan agar data tetap aman.

Berhubung anak-anak banyak yang belum paham tentang pentingnya menjaga data pribadi, Anwar Sadat tidak menampik jika data pribadi dapat ditransaksikan.

"Ini merupakan tanggung jawab bersama dan baru baru ini negara mengeluarkan Undang Undang ITE dan data pribadi lebih spesifik dalam mengamankannya. Hal ini dipercaya dapat membantu memberikan konsekuensi terhadap pihak-pihak yang menyalahgunakan," terangnya.

Baca Juga: Tahun 2022, Literasi Digital Masyarakat Indonesia Meningkat

Sadat juga mengingatkan agar tidak mudah membagi data/ informasi pribadi. Selain itu dalam sisi provider untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan data pribadi seseorang.

Usai berbincang dengan para narasumber, moderator menyampaikan kesimpulan dari pemaparan para narasumber dilanjut dengan pengumuman sepuluh pemenang yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Moderator mengucapkan terima kasih kepada narasumber, Key Opinion Leader (KOL) dan seluruh peserta webinar. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Editor
Komentar
Banner
Banner