Webinar Literasi Digital

Literasi Digital Ajak Siswa Cintai Produk dalam Negeri

Pengguna dihimbau lebih cerdas dan dianjurkan untuk membeli dan mencintai produk dalam negeri

Featured-Image
Kemenkominfo Adakan Webinar Literasi Digital di seluruh SD dan SMP Kabupaten Kampar, Riau

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengadakan Webinar Literasi Digital di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Senin (27/2).

Webinar tersebut bertema “Yuk, Cintai Produk Dalam Negeri”. Kegiatan ini merupakan Kerjasama Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI dengan seluruh SD dan SMP se-Kabupaten Kampar dengan melibatkan para siswa sebagai audiensnya.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SD dan SMP ini, dihadiri oleh sekitar 3000 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.

Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Dirjen Aplikasi Informatika Samuel A. Pangerapan dan narasumber yakni Erfan Hasmin, S.Kom., M.T (Kepala Unit ICT Universitas DIPA Makassar), Dr. H. Kamsol  (PJ. Bupati KAMPAR PROVINSI RIAU), kemudian Muhammad Hafidz Al-Furqan (Influencer, Kreator konten) bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan Siti Kusherkatun, S.Pd.I ( Unit Tugas : SKh YKDW 02 Kota Tangerang ) sebagai juru bahasa isyarat. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Pada Sesi pertama, Narasumber Dr. H. Kamsol  memberikan pemaparan tentang Peningkatan Pemahaman Dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), beliau menyampaikan bahwa literasi digital adalah kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi. 

Sebagai pengguna digital semua orang harus berkembang termasuk dalam berbelanja online atau kegiatan Jual-Beli yang dilakukan secara online, banyak kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dalam belanja online.

Walaupun banyak kemudahan yang ditawarkan, belanja online juga memiliki kekurangan yaitu menjadi konsumtif dan rawan penipuan, untuk itu pengguna dihimbau lebih cerdas dan dianjurkan untuk membeli dan mencintai produk dalam negeri agar meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara, dan membantu UMKM dalam negeri. Jangan tergiur dengan produk luar negeri dalam berbelanja online.

“Belilah produk-produk yang diproduksi dalam negeri, harus bangga dengan produk yang dihasilkan, karena itu penting untuk meningkatkan pertumbuhan di negara kita sendiri dengan mencari produksi-produksi yang dilakukan oleh anak bangsa,” - ujar Dr. H. Kamsol.

Giliran pembicara kedua, Erfan Hasmin, S.Kom., M.T menyampaikan bahwa kita tidak bisa menolak budaya bermedia digital yaitu budaya berbelanja online. Meski teknologi digital dapat menjangkau pasar belanja online luar negeri, kita harus memiliki pengetahuan dasar yang mendorong untuk mencintai dan membeli produk dalam negeri.

Karena banyaknya produk dalam negeri yang semakin berkembang, membuat para pelajar mencintai produk dalam negeri dan percaya dengan produk dalam negeri. Hal yang bisa dilakukan di dunia digital dalam mendukung produk dalam negeri adalah dengan mengupload foto outfit of the day yaitu menunjukan bangga dengan produk dalam negeri, semua orang ingin terlihat menarik di sosmed, jadi ada kecenderungan membeli produk ootd. Bijaklah berbelanja online dengan tidak membeli barang di sosmed (FB, IG) disarankan belanja di marketplace (Shopee, Tokped).

“Karena sosial media membuat kita belanja online, muncul lah iklan-iklan. Alasan orang memilih berbelanja online karena ada tren ootd, menjelaskan fashion yang dibeli, dan alangkah baiknya jika produk yang dibeli adalah produk dalam negeri, kemudian mempromosikan barang murah dan bagus beli nya di toko ini buatan handmade karya si a dan si b, agar mengajak orang membeli juga,” jelas Erfan. 

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Willya Hayatul Husna yang mengajukan pertanyaan bagaimana cara menyeimbangkan literasi digital yaitu belanja online dengan literasi finansial? Kemudian narasumber Dr. H. Kamsol menanggapi bahwa literasi baca tulis sangat penting dan mampu berhitung dengan cepat.

Pelatihan numerasi ini sangat penting bagi anak sekolah. Kedepan akan lebih canggih. Kecakapan dalam mengelola uang dan keuangan yang kita miliki dan belanja sesuai yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Pandai dalam mengatur keuangan dengan baik adalah maksud dari literasi finansial yang penting untuk anak Indonesia. Sebarkan informasi ini agar banyak orang yang bangga dengan produk kita.  

Sesi tanya jawab selesai. Moderator kembali memanggil Muhammad Hafidz Al-Furqan selaku Key Opinion Leader (KOL. Beliau menyampaikan bahwa semua hal tentang mencintai produk dalam negeri itu dimulai dari diri sendiri, disarankan membeli produk original dari produk lokal, dibanding membeli produk kw tetapi dari luar negeri. Harapan untuk produk lokal yaitu bukan hanya dapat dikenal di Indonesia, tetapi bisa dikenal di seluruh dunia.

“Kenapa kita harus bangga dengan produk dalam negeri? Karena siapa lagi yang akan membanggakan produk lokal kita. Untuk anak SD dan SMP yang ingin membuka bisnis, mulailah belajar dari produk produk luar, melihat, memahami, lalu membuat dengan ciri khas diri kita sendiri, sampai dijual dan membanggakan Indonesia,” ucap Hafidz.

Setelah berbincang-bincang dengan Key Opinion Leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi sore ini dan mengumumkan sepuluh pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada ketiga narasumber, Key Opinion Leader dan seluruh peserta webinar. Pukul 16.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Riau merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. 

Sebelumnya kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Editor


Komentar
Banner
Banner