bakabar.com, SEMARANG - Di antara banyaknya inovasi ataupun produk yang dipajang dalam Semarang Agro Expo (SAE) 2023, Krayon ramah anak menjadi salah satu Produk yang menarik perhatian para pengujung.
Pasalnya, selain ramah terhadap anak, krayon tersebut dianggap ramah lingkungan serta aman bila jika tak sengaja tertelan.
Produk tersebut merupakan hasil pengembangan dari para Mahasiwa Universitas Negeri Semarang (UNNES) berkerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNNES.
Baca Juga: Ratusan Petani Tembakau di Madura Tolak RPP Kesehatan
Pembina sekaligus bagian dari LPPM UNNES, Aldihas Bahatmaka mengatakan produk tersebut merupakan hasil pengembangan dan riset bersama timnya selama kurang lebih 5 sampai 6 bulan.
Ia membeberkan untuk proses pembuatan krayonnya sendiri, hanya membutuhkan waktu kisaran satu bulanan saja.
"Kalau dari riset itu lama ya, karena bagaimana pengolahan dan sebagainya, kalau pembuatan tak butuh waktu yang lama ya," katanya kepada bakabar.com dikutip, Sabtu (18/11).
Baca Juga: Kembali Berulah, Kemenkop UKM Panggil Lagi Instagram
Ia juga menyebut produk tersebut hingga saat ini masih terus mereka kembangkan dan optimalkan terkait efisiensi waktu dan pembiayaan pembuatan produk tersebut.
Terkait bahan pembuatannya, bahan utama dari Krayon tersebut adalah limbah cangkang telur yang telah tak terpakai kembali dan untuk proses pewarnaan menggunakan perwana alami.
Untuk bahan baku sendiri, menurut ia sudahlah bisa dikatakan aman. Hal itu karena dari proses pembuatan Krayonnya sendiri telah terstandrat dan teruji.
"Bisa dimakan (Krayon), tapi bukan untuk dimakanan yaa. Nanti apabila tak sengaja termakan maka lebih aman," katanya.
Lanjutnya, untuk Krayon sendiri hingga saat ini masih dalam proses pengembangan dan belum diperjual belikan secara massal.
Namun, bila ada yang minat membeli, ia mengatakan untuk pemesan bisa langsung mengubungi [email protected] atau bisa datang langsung ke Kantor LPPM UNNES.
Baca Juga: Rasio Kewirausahaan RI Jauh dari Target sebagai Negara Maju
Untuk harganya sendiri yang masih dalam proses pengambangan akan dipatok kisaran Rp 30 ribu.
Di akhir ia berharap, ke depan nantinya ada kerja sama antar berbagai pihak, terutama dari pemerintah agar ke depan program yang telah mereka usung tersebut dapat terealisasi dengan baik dan benar.
"Sehingga kedepannya kan dapat menunjang bawasannya ini, lebih aman dan ramah terhadap anak-anak serta lingkungan," pungkasnya.