Kuburan Massal

Kuburan Massal Bayi di Banyumas: Berhembus Isu Hasil Hubungan Gelap

Pengakuan E bikin kaget. Ia mengaku ibu dari bayi-bayi yang terkubur massal di Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah.

Featured-Image
Patok titik penemuan tulang balita di bidang tanah di Kelurahan Tanjung Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Kamis (22/6). Foto: apahabar.com/Afgani Dirgantara

bakabar.com, BANYUMAS - Pengakuan E bikin kaget. Ia mengaku ibu dari bayi-bayi yang terkubur massal di Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah.

Perempuan 25 tahun itu dijemput penyidik Polresta Banyumas, Jumat (23/6) dini hari. Lantas, siapa sebenarnya dia?

Dimulai dari keterangan Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus S. Kata dia kasus ini berlangsung sejak 12 tahun silam. Kala itu ia masih berusia 13 tahun.

Baca Juga: Heboh Kuburan Massal Bayi di Banyumas, Perempuan 25 Tahun Diamankan!

Polisi memang tak menyebut siapa yang menghamili E. Namun asumsi yang beredar, ini adalah hasil hubungan terlarang dengan ayah kandungnya.

Sekali lagi, ini asumsi. Kebenarannya tak bisa dipertanggung jawabkan. Tapi setidaknya, itulah yang didapat bakabar.com dari cerita warga.

Seperti penuturan Luki Eko Krisnadi, warga Kelurahan Pasirmuncang yang berbatasan langsung dengan Tanjung. Sebelas tahun lalu, ia menjabat ketua RT.

Baca Juga: Keji, Usai Persalinan Mandiri Ibu Tega Buang Bayinya di Tempat Sampah

Suatu malam, Luki kedatangan tamu. Seorang sahabat. Kebetulan Ketua RT di Kelurahan Tanjung. Ia datang mengantarkan bayi yang hendak diadopsi warga Pasirmuncang.

Belakangan Luki mendengar desas-desus bayi yang diadopsi ini merupakan hasil hubungan gelap. Antara anak dan ayah kandungnya. Informasi itu mengarah pada E. Diduga, itu adalah buah hati pertamanya. "Anaknya sekarang kelas enam SD" kata Luki.

Penggalian lokasi kuburan massal balita di Banyumas
Petugas Polresta Banyumas menggali lokasi penemuan tulang manusia di Kelurahan Tanjung Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6). Foto: bakabar.com/Afgani Dirgantara

Keluarga E Dikucilkan Warga

Kejadian itu membuat warga mengucilkan keluarga E. Rumah tangga itu kemudian berantakan. Ayah dan ibu E berpisah.

E ikut dengan ayahnya. Mereka pindah ke gubuk ukuran 3x4 di tepi sungai Banjaran. Di sanalah lokasi sebidang tanah tempat tulang belulang balita ditemukan, 15 Juni tadi.

Warga curiga, balita yang dikubur di tanah tersebut adalah hasil hubungan gelap ayah dan anaknya itu.

Baca Juga: Duh, Sudah Belasan Kasus Pembuangan Bayi di Bekasi Sepanjang 2023

Kecurigaan warga makin besar saat mereka mendadak lenyap sejak penemuan tulang pertama. E dan ayahnya tak lagi terlihat.

Padahal, menurut Saryono, Ketua RT 01 RW 04 Kelurahan Tanjung, sang ayah rajin bersosial. Ia sehari-hari kerap memancing ikan di sungai. "Dia juga rajin kalau misalnya disuruh kerja," imbuhnya.

Baca Juga: Tega, Ibu Muda Buang Bayi Masih Bersimbah Darah di Jaktim

Begitupun E. Ia yang sejak lebaran tinggal bersama ibunya juga dikenal ramah. Bersosial seperti warga biasa.

Jumat dini hari, E dijemput polisi di Kecamatan Patikraja, Banyumas. Di situ ia tinggal bersama saudaranya.

Sekarang penyidik kepolisian masih mendalami kasus ini. Mereka juga bakal melakukan uji DNA untuk memastikan bayi-bayi yang dikubur itu benar anak dari E.

Editor


Komentar
Banner
Banner