bakabar.com, BANYUMAS - Jembatan kaca 'The Geong' Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) pecah dan menewaskan 1 orang. Wahana itu dinilai kerap mendapatkan penilaian negatif.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus (HPL), Eko Purnomo. Pihaknya menemukan banyak komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut.
"Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan," kata Eko dilansir dari Antara, Kamis (26/10).
Baca Juga: Jembatan Kaca Pecah di Banyumas Jateng, Tewaskan 1 Wisatawan
Eko mengatakan bahwa wahana jembatan kaca The Geong bukan bagian dari pengelolaan HPL. Pengelola The Geong hanya bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul & HPT Baturraden.
"Pengelola bekerja sama dengan kami hanya dalam hal parkir," ucap Eko.
Dia mengatakan bahwa wahana tersebut masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun silam. Namun, wahana baru mulai beroperasi pada Lebaran 2023.
Usai lebaran, pihaknya mengadakan evaluasi terkait dengan pengelolaan. Termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko.
Baca Juga: Periksa 12 Saksi Insiden Jembatan Kaca Banyumas, Polisi: Tidak Ada Uji Kelayakan
Oleh karena itu, pihaknya mengundang Kokarnaba dan pengelola The Geong. Namun, keduanya tidak bisa hadir secara langsung dan hanya diwakilkan.
Dengan demikian, tidak ada titik temu atas komplain yang disampaikan pengunjung melalui media sosial. Pihaknya pun hanya menitip pesan jika ingin berkoordinasi mengenai permasalahan tersebut.
Sebagai informasi, insiden jembatan kaca The Geong itu terjadi pada Rabu (25/10) pukul 10.00 WIB. Ada 11 wisatawan berada di atas wahana tersebut.
Saat beberapa wisatawan berada di salah satu titik, jembatan kaca yang berada pada ketinggian 10 meter itu tiba-tiba pecah. Akibatnya, empat orang terperosok dan dua orang di antaranya terjatuh.