Bisnis

Konflik Karyawan PT GNI Sudah Berlangsung Lama, Begini Kronologisnya

Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi membeberkan fakta bahwa konflik pekerja dengan perusahaan telah dimulai pada Agustus 2022.

Featured-Image
Polisi diminta mengusut tuntas penyebab kerusuhan maut di smelter nikel milik PT GNI, Morowali, Sulawesi Tengah. Foto via Tirto.id

bakabar.com, JAKARTA - Smelter PT GNI kembali menyita perhatian publik. Belum setahun diresmikan, perusahaan milik negara tirai bambu itu telah menewaskan setidaknya empat korban jiwa.

Dalam sebulan terakhir, smelter PT GNI yang dibuka dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2021 telah mengalami sejumlah hal yang kurang mengenakkan.

Kamis 22 Desember 2022, dua karyawan tewas setelah terjebak kebakaran di pabrik smelter 2 PT GNI.

Terbaru, insiden berdarah kembali terjadi di tubuh PT GNI. Bentrok antar pekerja pada Sabtu (14/1) menyebabkan dua pekerja meninggal dunia, yakni TKA asal China dan pekerja asal Parepare.

Baca Juga: Pemerintah Terkesan Tutup Mata Soal Insiden Berdarah Smelter PT GNI

Bentrok maut itu ternyata dipicu oleh konflik antara TKA dan tenaga kerja asal Indonesia di smelter nikel PT GNI yang sudah berlangsung sejak lama.

Konflik Terjadi Sejak Agustus 2022

Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi membeberkan fakta bahwa konflik antara pekerja dengan perusahaan telah dimulai sejak Agustus 2022.

"Jauh sebelum itu, desas-desus konflik sudah tercium. Agustus 2022 saya menerima surat dari yang menamakan diri serikat pekerja, meminta difasilitasi bertemu dengan manajemen PT GNI," ujar Delis di acara 'Indonesia Lawyers Club', dikutip Sabtu (21/1).

Pertemuan antara perwakilan pekerja dengan manajemen pun berlangsung, ditandai dengan perjanjian hitam di atas putih. Tak lama usai pertemuan itu, tepatnya pada September 2022, demonstrasi di kantor DPRD dan Bupati Morowali Utara terjadi. Pekerja menuntut untuk dipertemukan dengan HRD PT GNI. 

Baca Juga: Bentrok Maut di Smelter GNI, Pangeran Bicara Restorative Justice

Ternyata, beberapa poin-poin dalam perjanjian yang sudah disepakati oleh Manager PT GNI belum memuaskan hati serikat pekerja.

Kembali, Delis memediasi perwakilan karyawan yang melakukan aksi di lapangan, dengan mendatangkan pihak-pihak yang bersangkutan.

"Saya memimpin langsung rapat pada saat itu. Di situ juga ada poin-poin yang langsung dipenuhi oleh perusahaan, seperti tuntutan kenaikan gaji," paparnya.

Namun ada beberapa poin didalamnya yang tak bisa dipenuhi oleh pihak perusahaan seperti, mempekerjaan kembali pengurus yang menetap di serikat pekerja," ungkapnya

Baca Juga: Rumor TKA China Pukuli TKI di Smelter GNI, Habib Banua: Usut Tuntas

"Ini tidak bisa disanggupi karena berdasarkan penilaian selama mereka bekerja, kontrak tidak diperpanjang." lanjutnya.

Selang beberapa bulan usai mediasi, pada tanggal 13 Januari serikat pekerja kembali melakukan aksi demonstrasi. Menurut Delis, mereka menuntut adanya perjanjian bersama. 

"Mereka masuk ke smelter yang lagi beroperasi dan memprovokasi karyawan untuk berhenti kerja, sehingga terjadilah keributan di situ," paparnya.

Saat itu terjadi aksi pembakaran dan penjarahan di sekitar area pabrik. "Secara garis besar seperti itu yang terjadi di PT GNI di Morowali Utara," imbuh Delis.

Baca Juga: Menperin Desak Bentrokan di PT GNI Diusut Tuntas

Bentrok Karyawan 

Bentrok antar-sesama karyawan smelter PT GNI yakni WNA asal China dan pekerja lokal di smelter nikel PT GNI menyebabkan dua orang tewas. Satu WNA asal China dan seorang orang pekerja lokal akhirnya meregang nyawa.

Kerusuhan meluas lantaran tak mampu dibendung oleh pihak aparat keamanan. Massa yang beringas mulai membakar beberapa alat berat di lokasi tambang.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan bentrok yang terjadi antara dua kelompok karyawan sehingga menjadi tontonan publik.

Editor


Komentar
Banner
Banner