bakabar.com, JAKARTA – Keberadaan stasiun kereta api listrik (KRL) membawa berkah bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Banyaknya pengguna jasa transportasi publik KRL, dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membuka usaha mulai dari makanan, minuman, minimarket, bahkan sampai jasa penitipan parkir motor.
Bongkar rumah untuk lahan parkir
Salah satunya, Joli yang memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka jasa penitipan parkir. Melihat besarnya peluang bisnis tersebut, bahkan Joli sampai rela membongkar rumahnya untuk menyediakan ruang parkir untuk motor. Rumah Joli berjarak sekitar 100 meter dari pintu belakang Stasiun Citayam.
“Karena menjanjikan dan memanfaatkan lokasi dekat stasiun, jadi biar ada penghasilan saja,” ujarnya kepada bakabar.com di Citayam, Bogor, Kamis (13/10).
Joli berkisah mengawali jasa penitipan parkir motor semula dilakukan sejak ia menjadi karyawan gudang di salah satu perusahaan. Merasa pendapatannya kurang, disertai mengikuti cara tetangga yang sudah memulai terlebih dahulu, Joli memutuskan membuka bisnis jasa parkir untuk menambah kebutuhan hariannya.
“Awalnya motor yang parkir hanya di teras rumah. Lambat laun orang yang parkir semakin membeludak,” kata Joli.
Baca Juga: Perjuangan Penjual Komik, Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung Blok M
Mengamati peluang bisnis yang dilakukan semakin membesar, Joli memutuskan menabung yang memotivasinya untuk membongkar rumahnya sedikit demi sedikit.
Pembongkaran yang dilakukan dimulai dari ruang tamu, ruang utama, hingga akhirnya membongkar ruang kamar tidur. Meski begitu, Joli masih mempertahankan arsitektur lama dari rumahnya. Pembongkaran hanya dilakukan merobohkan tembok pembatas dan digantikan dengan tiang penyangga.
“Akhirnya satu rumah jadi tempat parkir. Dari situ terus ambil cicilan rumah baru buat pindah,” ungkapnya.
Joli menetapkan tarif harian sebesar Rp4.000 per motor. Adapun jika pemilik ingin menginapkan kendaraannya, pemilik motor perlu merogoh kocek sebesar Rp6.000 per malamnya.
Tidak jarang pengedara motor pernah menginapkan dalam waktu yang lama. Pengalaman motor menginap di rumahnya hingga sampai seminggu.
“Waktu itu pemiliknya lagi mudik naik kereta,” jelasnya.
Baca Juga: Cari Komik Bekas dengan Kualitas Bagus, Mampir Saja ke Blok M Square
bakabar.com mencoba menyusuri sejauh 500 meter jalur pintu belakang Stasiun Citayam. Berdasarkan penelusuran tersebut, kurang lebih sebanyak 90 persen rumah warga sekitar dikonversi menjadi area kawasan lahan parkir motor.
Keberhasilan Joli diikuti oleh tetangganya. Sukmawati panggilannya, ikut membuka usaha jasa penitipan parkir motor. Ide bisnis yang digelutinya tersebut semula berawal saat ayahnya memasuki masa pensiun. Dia berencana membuka bisnis kontrakan di rumahnya.
"Melihat pendapatan kontarakan yang masuk hanya di awal bulan. Saya ingin mengganti ide membuka jasa parkiran motor setelah melihat tetangga sebelah," ungkapnya.
Rumah yang semula dikonsep dibangun untuk kontrakan, kemudian dibongkar lagi hingga memiliki ruang lebih besar untuk menampung lebih banyak motor. Tidak tanggung-tanggung, biaya merubah konsep kontrakan menjadi lahan jasa parkiran sebesar Rp10 juta untuk merenovasi ulang.
Sukmawati bahkan juga memutuskan untuk tinggal di lantai dua di lokasi tempat parkir motor bersama suaminya. Aktivitas jasa penitipan parkir motor miliknya tidak menggunakan pekerja lain, hanya Sukawati bersama suaminya. Pilihan tersebut diambil agar tidak menambah pengeluaran untuk membayar karyawan.
“Keluar masuk bergantian bisa sampe 85-100 motor, bahkan bisa lebih. Biasanya yang menginap jarang,” ungkap Sukmawati.
Sukmawati mematok tarif harian sebesar Rp3.000. Tarif harian tersebut lebih murah dibandingkan dengan tarif jasa parkir yang lebih dekat dengan pintu belakang Stasiun Citayam dengan tarif sebesar Rp4.000 sampai Rp5.000.
“Jaraknya lebih jauh dari sini ke stasiun jadi lebih murah. Jarak dari sini ke pintu belakang stasiun kurang lebih 200 meter,” tuturnya.
Baca Juga: Dianggap Jadul, Piringan Hitam dan Kaset Mulai Diminati
Pengelola parkir di kawasan Stasiun Citayam juga terbagi menjadi dua yakni pengelola parkir yang sewa lahan dan pengelola parkir yang menggunakan lahannya sendiri seperti Joli dan Sukmawati.
Penetapan harga tarif parkir yang berbeda dilakukan merupakan hasil dari koordinasi antar sesama pengurus jasa parkir di sekitar tempat tersebut.
“Supaya lebih adil jadinya harganya beda-beda,” paparnya.
Kelas pekerja Jakarta terbantu keberadaan jasa parkir
Anton, salah seorang pengguna jasa parkir motor merasa terbantu dengan adanya jasa parkir di kawasan Stasiun Citayam. Sebab, sebelumnya Anton yang juga salah seorang pegawai bank swasta di Jakarta sempat menggunakan motor setiap berangkat kerja ke Jakarta.
Kebiasaan itu dia lakukan selama kurang lebih selama satu tahun. Dalam waktu tersebut ia merasakan kelelahan fisik. Karena alasan itulah Anton kemudian memilih menggunakan jasa parkir di sekitar kawasan Stasiun Citayam.
Meski dengan konsekuensi berdesak-desakan dengan pengguna KRL lainnya, dia merasa kelelahan fisik yang dirasa tidak seberat saat ia menggunakan motor saat berangkat kerja ke Jakarta. Sebab, selain terkadang menghadapi kemacetan lalu lintas, ia juga merasakan kesulitan pulang ketika sedang hujan.
"Di tempat saya langganan parkir, saya merasa terbantu menjaga keamanan motor selama saya tinggal kerja di Jakarta," pungkasnya.