kenaikan harga telur ayam

Harga Telur Tembus Rp33 Ribu Perkilo, Pedagang: Pembeli jadi Berkurang

Ahmad (31) salah satu pedang telur di pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menyebut kenaikan harga telur dimulai sejak pekan lalu.

Featured-Image
Kios Sembako Sekaligus Agen Telur di kawasan Pasar Blok A, Jakarta Selatan (Foto:apahabar.com/Daffa)

bakabar.com, JAKARTA - Ahmad (31) salah seorang pedagang telur ayam di Pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengakui kenaikan harga telur telah dimulai sejak pekan lalu.

"Minggu kemarin, sekitaran tanggal 10," kata Ahmad saat berbicang kepada bakabar.com, Rabu (17/5).

Kenaikan harga telur, dalam beberapa hari terakhir, menurut Ahmad, telah menembus harga Rp33 ribu untuk per kilogramnya. Bahkan di beberapa warung, telur telah dijual dengan harga diatas itu. Hal itu terjadi karena mereka membeli telur dari distributor dengan harga yang relatif tinggi.

"Sekarang satu kilogramnya 33 ribu, yang lain mah bisa 34 ribu sampai 35 ribu," ungkap Ahmad.

Baca Juga: Harga Telur Naik, PPRN: Banyak Yang Hajatan Setelah Lebaran

Menurutnya, kenaikan harga telur terjadi lantaran stoknya yang berkurang atau keberadaan pakan ayam yang juga berkurang. Namun, sejak harga telur meningkat tajam, hingga 33 ribu per kilogramnya, jumlah pembeli yang datang ke warungnya ikut jauh berkurang. Di banding pas harga normal, kini dagangan telurnya lebih lama laku.

"Semakin lama semakin beda, bedanya kurangnya pembeli pas harga telur naik," ujarnya.

Kendati begitu, Ahmad menjelaskan dirinya tetap berjualan seperti biasa. Ia tidak menerapkan strategi khusus, seperti pemberian diskon. Menurutnya, adalah wajar jika harga tinggi, maka permintaan akan menurun.

"Ya nggak gimana-gimana, jual kaya biasa aja langsung gitu. Nggak ada bang diskon, biasa aja udah," imbuhnya.

Baca Juga: Harga Telur Naik, Pemerintah Lakukan Sejumlah Langkah Antisipasi

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan pihaknya terus menjaga stabilitas dan keseimbangan harga telur di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.

Upaya tersebut dilakukan melalui program strategis seperti pelaksanaan bantuan pangan telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS), pemantauan pergerakan harga di seluruh provinsi dan kabupaten atau kota melalui aplikasi Panel Harga Pangan, serta fasilitasi distribusi jagung ke daerah sentra peternakan untuk menjaga harga pakan.

Bapanas saat ini secara konsisten memfasilitasi jagung dari Gapoktan di sentra produksi seperti NTB dan Sulawesi Selatan ke peternak di Pulau Jawa, seperti Blitar, Kendal, Solo Raya, dan Lampung. Sampai saat ini telah dilakukan fasilitasi distribusi jagung sebanyak 4,4 juta kg.

Selain itu, untuk menjaga keseimbangan harga telur, upaya yang dilakukan harus menyeluruh. Mulai dari memastikan stabilitas pasokan harga komoditas pakan di hulu hingga biaya logistik di hilir.

Editor
Komentar
Banner
Banner