bakabar.com, JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar makin terpuruk. Bahkan berpotensi akan ditutup melemah akibat labilnya pasar keuangan global.
Dari pantauan bakabar.com, Senin (23/10) siang, kurs rupiah berada diangka Rp15.963 per dolar AS.
Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji melihat kondisi ini terjadi setelah memanasnya situasi geopolitik Timur Tengah. Yakni, eskalasi perang Israel vs Hamas makin meluas.
Baca Juga: Anjloknya Rupiah Sulit Dibendung! Bank Indonesia Tak Berkutik
"Kondisi ini telah menyebabkan sebagian besar pelaku usaha mewaspadai aset-aset berisiko," kepada bakabar.com, Senin (23/10).
Sementara itu, terdapat pengaruh dari komentar bernada dovish Ketua The Fed Jerome Powell .
Kata dia, lonjakan imbal hasil atau yield obligasi AS telah mengurangi kebutuhan akan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
"Sehingga membantu memperkuat kondisi keuangannya," terangnya.
Pergerakan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI). Yang mana untuk menjaga kestabilan rupiah di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga acuan ke 6 juga untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas).
"BI akan mempercepat upaya pendalaman pasar uang rupiah dan pasar valas," ungkapnya.
Baca Juga: Hambat Penguatan Dolar AS, Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga
Sebelumnya Nafan telah memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada Senin (23/10) dan berpotensi ditutup melemah ke rentang Rp15.860 hingga Rp15.940.
Hal itu bukan tanpa sebab. Dia merujuk pada data perdagangan pekan kemarin, Jumat (20/10).
Yang mana rupiah ditutup melemah tembus ke Rp15.872 atau terkoreksi 0,36 persen dari posisinya pada awal pembukaan Rp15.845 per dolar AS.
Sementara indeks mata uang negeri Paman Sam semakin perkasa setelah menguat 0,09 persen ke level 106,35.