bakabar.com, JAKARTA - Kurs rupiah makin tertekan. Di tengah tekanan itu Bank Indonesia (BI) mendadak menaikkan suku bunga acuan hingga 0,25 persen.
"Dengan pembahasan secara resmi, jeli dan risiko-risiko yang akan terjadi ke depan, BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip, Jumat (20/10).
Nilai kenaikan itu adalah hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Digelar pada 18 dan 19 Oktober.
Untuk mengingatkan. Terakhir kali kenaikan suku bunga terjadi pada Januari 2023. Dari 5,5 persen menjadi 5,75 persen.
Baca Juga: Parah! Rupiah ke Dolar AS Nyaris Tembus Rp16.000
Kenaikan itu juga memicu penyesuaian pada item bunga lainnya. Misalnya saja deposit dan lending facility. Keduanya ikut naik menjadi 5,25 persen dan 6,75 persen.
"Suku bunga deposit dan suku bunga lending facility juga naik masing-masing 25 bps," imbuhnya.
Lantas, apa alasan BI mengambil kebijakan itu di tengah anjloknya kurs rupiah?Perry punya jawaban lugas. Kata dia, naiknya suka bunga acuan sedikit menghambat laju penguatan dolar AS.
"Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah," jelasnya.