Kabar Pasar

Dividen Adaro Menurun, Mirae Aset: Saatnya Beralih ke EBT

Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta, memberikan tanggapannya atas pembagian dividen Adaro yang menurun dari tahun sebelumnya.

Featured-Image
Smelter Adaro direncanakan akan memproduksi 500.000 ton aluminium setiap tahun. Dengan asumsi PLTU tersebut menggunakan teknologi yang terbaik saat ini yaitu ultra super critical, maka PLTU ini diprediksikan akan menghasilkan emisi 5.2 juta ton CO2 ekuivalen per tahunnya. Foto: Adaro

bakabar.com, JAKARTA - Analis Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta memberikan tanggapannya atas pembagian dividen Adaro yang menurun dari tahun sebelumnya. Saham emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) tercatat mengalami penurunan signifikan sejak awal tahun 2023.

Pembagian dividen yang lebih kecil, kata Nafan, adalah hal yang wajar selama masih dipergunakan untuk menambah kas dari perusahaan serta melakukan ekspansi.

"Walaupun pembagian dividennya relatif lebih kecil, tapi sisa dari penggunaan dana digunakan untuk ekspansi bisnis," ujar M. Nafan Aji Gusta kepada bakabar.com (21/7).

Baca Juga: Pemegang Saham Adaro Membludak, Pengamat: Kinerja Positif dan Permintaan Batu Bara

Adanya pembagian dividen, sebenarnya telah mendapatkan kesepakatan bersama saat digelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis (11/5).

Sekedar informasi, terdapat enam agenda  saat pembahasan RUPST Adaro, salah satunya mengenai pembagian dividen untuk tahun buku 2022 yang terdiri dari USD500 juta dividen interim dan sebesar USD500 juta sebagai dividen final.

Karena itu, dalam jangka waktu dekat ini, kata Nafan, investor harus segera melakukan tindakan dalam bentuk ekspansi untuk mengatasi penurunan deviden yang akan menimpa Adaro. Salah satunya dengan melirik pengembangan usaha ke sektor energi terbarukan.

Baca Juga: Ditagih Perbaiki Km 171 Tanah Bumbu: Adaro Indonesia Pikir-Pikir

Selama ini, ungkap Nafan, investor mulai melakukan rotasi portofolio dari sektor batu bara seiring penurunannya yang signifikan tahun ini. Akan tetapi, dengan kelebihan kas dan pembagian dividen yang baik, peralihan dari energi kotor batu bara memang tidak terelakkan.

"kedepannya Adaro membutuhkan ekspansi-ekspansi bisnis untuk pengembangan Energi baru terbarukan (EBT)," tegas Nafan.

Sementara itu berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang saham perseroan per 30 Juni 2023 diketahui PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dimiliki sahamnya oleh PT Adaro Strategic Investments sebagai pengendai dengan 43,91% saham, pihak afiliasi 7,47%, Garibaldi (Boy) Thohir 6,18%, masyarakat non warkat 36,99%, dan saham treasuri 3,45%.

Editor
Komentar
Banner
Banner