Sekolah Terpadu Balikpapan

Dinilai Lamban, Kontraktor Sekolah Terpadu Balikpapan Buka Suara

Proyek pembangunan sekolah terpadu Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) mendapatkan sorotan karena dinilai lamban. Pihak kontraktor pun buka suara.

Featured-Image
Progres pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Selatan ditargetkan menyentuh 56-60 persen pada pekan pertama September nanti. (apahabar.com/ Arif Fadillah)

bakabar.com, BALIKPAPAN - Proyek pembangunan sekolah terpadu Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) mendapatkan sorotan karena dinilai lamban. Pihak kontraktor pun buka suara.

Menurut kontraktor, progres pembangunan sudah mencapai 44,5 persen. Selanjutnya, pekerjaan akan fokus pada pengecoran kolom bangunan SMP, lantai gedung admin serta gedung SD hingga akhir Agustus.

“Material besi dan lain-lain sudah kami siapkan,” kata Project Manager pembangunan sekolah terpadu, Robi Kea, Minggu (27/8).

Baca Juga: Kebakaran di Permukiman Padat Balikpapan, Satu Remaja Meninggal Dunia

Selanjutnya, kontraktor menargetkan atap gedung SMP sudah bisa terpasang pada minggu pertama September. 

“Jika sesuai target, maka pada 6 atau 7 September nanti progresnya bisa berada di angka  56-60 persen,” ungkap Robi.

Robi juga mencoba memberi jawaban terkait sejumlah aspek yang menjadi sorotan. Seperi isu minimnya jumlah tenaga kerja, tenaga kerja yang tak ter-cover BPJS, hingga tunggakan pembayaran material.

Soal tenaga kerja, Robi tak menampik saat ini hanya mempekerjakan 53 orang. Menurut dia, jumlah ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang saat ini tengah berlangsung di lapangan.

“Nanti waktu pemasangan dinding bangunan baru kita tambah pekerja sekitar 40 orang agar lekas rampung. Kalau sekarang, nantinya malah tidak efisien,” ungkap dia.

Baca Juga: Jadi Tempat Nyabu, Kios di Pasar Pandansari Balikpapan Disegel 

Sementara terkait BPJS Tenaga Kerja, Robi memastikan seluruh pekerja sudah terdaftar.

“Sudah ditanggung (BPJS). Jika diperlukan kami siap lampirkan buktinya,” katanya.

Sementara soal kabar dugaan tunggakan pembayaran, Robi mengaku masalah itu sudah beres.

“Hanya salah komunikasi saja. Sekarang sudah beres,” katanya meyakinkan.

Sebagain informasi, pembangunan sekolah ini sempat disorot anggota DPRD Kota Balikpapan. Kinerja dari kontraktor proyek senilai Rp 33 miliar itu dianggap lamban oleh DPRD.

Editor


Komentar
Banner
Banner