bakabar.com, JAKARTA –Helikopter dengan jenis BEL 412 Milik TNI Angkatan Darat (AD mengalami kecelakaan di kawasan perkebunan teh Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (28/5)
Polda Jawa Barat membenarkan terjadinya insiden helikopter terjatuh. Namun berdsarkan informasi terakhir, pihak kepolisian masih menunggu laporan resmi dari Kapolresta Bandung yang sedang meninjau lokasi insiden.
"Saya baru mendapat informasi dari Kapolres Bandung bahwasannya benar (Ada pesawat jatuh) di daerah perkebunan kawasan Ciwidey," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo kepada bakabar.com, Minggu (28/5).
Baca Juga: Panglima TNI Terjunkan Tim Pencari Fakta Usut Kecelakaan Helikopter
Belum ada kepastian terkait korban dan kronologi terjatuhnya helikopter di Bandung. Hingga saat ini masih dilakukan serangkaian penyelidikan terkait terjatuhnya helikopter.
"Kapolres Bandung baru meluncur ke TKP jadi belum ada data. Ini kan perlu dicek, kalau polisi itu sebagai penanggung jawab wilayah otomatis melakukan klarifikasi dahulu," ujarnya.
Insiden tersebut menambah daftar panjang kecelakaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di Indonesia. bakabar.com mencatat telah terjadi empat kecelakaan alutsista dalam kurun waktu 4 tahun.
Adapun daftar kecelakaan sebagai berikut:
Baca Juga: Korban Kecelakaan Helikopter Dievakuasi ke RS Dustira Cimahi
Pesawat Tempur TNI AU Golden Eagle
Pada 2022, Pesawat tempur milik TNI AU jenis T-50i Golden Eagle dilaporkan jatuh di Blora, Jawa Tengah pada Senin 18 Juli 2023.
Berdasarkan kronologi Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI AU Marsma Indan Gilang pesawat lepas landas dari Bandara Lanud Iswahjudi, pada hari kejadian sekitar pukul 18.24 WIB.
Penerbangan dilakukan untuk melakukan latihan terbang malam. Tapi selang satu jam setelah lepas landas, pesawat tempur dengan nomor ekor TT-5009 itu dilaporkan mengalami kecelakaan.
Akibat kecelakaan tersebut pilot pesawat T-50i Golden Eagle Lettu Pnb Allan Safitra telah dinyatakan gugur. TNI AU kemudian membentuk tim untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Baca Juga: Polisi: Helikopter Latihan Terjatuh di Perkebunan Ciwidey Bandung
Helikopter MI-17 (2020)
Helikopter MI-17 milik TNI AD yang ditumpangi oleh sembilan prajurit, jatuh di area Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah pada 6 Juni 2020.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Nefra Firdaus menjelaskan saat itu pesawat tengah melakukan misi latihan terbang di Pusat Pendidikan Penerbang AD, Semarang, Jawa Tengah.
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari program Pendidikan Calon Perwira Penerbang 1.
Akibat dari kecelakaan tersebut empat prajurit dinyatakan gugur. Keempat prajurit itu adalah Lettu Wisnu Tia Aruni, Kapten I Kadek Suardiasa, Kapten Fredy Vebryanto Nugroho, dan Kapten Yulius Hendro.
Baca Juga: Asal-usul Nama “Indonesia”, Ternyata Dicetuskan Orang Inggris!
Pesawat HAWK 209
Selang beberapa hari setelah insiden Helikopter MI-17, Pesawat Bae Hawk 209 milik TNI AD jatuh di tengah pemukiman warga. Pesawat jatuh di Desa Kubang Jaya, Provinsi Riau pada Senin 15 Juni 2020.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menjelaskan bahwa penerbangan pesawat dengan nomor ekor TT-0209 tersebut diterbangkan menuju areal latihan militer Siabu, Kampar.
Kemudian pesawat berencana kembali ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin setelah menyelesaikan misi. Di tengah penerbangan pilot melaporkan terjadi keganjilan pada bagian mesin yang memicu lampu indikator peringatan menyala.
Berkat lampu indkator tersebut Lettu Pnb Aprianto Ismail selamat dari kecelakaan dengan menggunakan kursi pelontar yang tersedia di dalam pesawat.
Baca Juga: Nikmati Cuti dan Hari Libur di Bulan Juni, Tanggal Berapa Saja?
Helikopter MI-17 (2019)
Helikopter dengan jenis yang sama milik milik TNI AD hilang kontak saat terbang dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura, Papua, Jumat 28 Juni 2019.
Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi mengungkapkan Helikopter itu membawa 12 kru dan penumpang dengan 11 pucuk senjata api berbagai jenis.
Pesawat itu tengah melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
Kecelakaan yang dialami pesawat itu murni akibat factor cuaca. Saat kejadian BMKG melaporkan pada beberapa tempat rute antara Oksibil dan Sentani berpotensi adanya cuaca ekstrim.
