bakabar.com, MAGELANG - 32 biksu dari Thailand dan Indonesia sudah tiba di Kecamatan Blondo, Kawasan Borobudur, Rabu (31/5).
Menurut pantauan bakabar.com, para biksu tersebut selanjutnya akan menuju Candi Mendut sebelum tiba di tujuan akhir yakni di Candi Borobudur.
Sepanjang perjalanan, para biksu tersebut disambut antusias ribuan masyarakat.
Tak hanya itu, masyarakat yang melihat juga sesekali membagikan minum atau menyapa para biksu yang lewat.
Baca Juga: Mengenal Upanat, Sandal Khusus dari Daun Pandan untuk Naik ke Candi Borobudur
Saat melintas di depan Sekolah Tinggi Seminari Mertoyudan, para biksu itu bahkan disambut meriah dengan yel-yel dan bendera. Hal itu menunjukan adanya toleransi beragama yang tinggi di wilayah Magelang.
Terlebih, para siswa di Sekolah Tinggi Seminari Mertoyudan adalah calon Romo atau pemimpin agama bagi Umat Katolik.
Baca Juga: BREAKING! 32 Biksu dari Thailand Tiba di Magelang
Salah seorang calon romo, Yohanes (20) antusias menyambut para biksu lantaran ingin tahu perjalanan para pemimpin umat Budha itu.
"Terkesan pastinya, sehebat itu bisa berjalan kaki dari Thailand hingga Indonesia," kata Yohanes saat ditemui Apahabar.com, Selasa (31/5).
Ia juga tak lupa memberi sebungkus roti dan air mineral bagi biksu yang melintas di depan sekolahnya.
Baca Juga: Pengawalan 32 Biksu Thudong Dilakukan sampai Perbatasan Kota Semarang
"Pertama kali ini baru melihat, tidak apa-apa beda agama tetapi tetap saling mendukung dan mendoakan," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan seorang aktivis organisasi Pagar Bumi, Jatmiko. Meski seorang Muslim, Jatmiko turut mengawal para biksu dari Klenteng hingga Candi Mendut.
Jatmiko juga tidak merasa keberatan, lantaran ia menganggap hal tersebut sebagai wujud nyata toleransi beragama.
Baca Juga: 32 Biksu Thudong dari Thailand Tiba di Magelang 30 Mei
"Jalan kaki, di belakang para biksu, saya siap mengawal sampai tiba di tujuan," kata dia.
Menurut cerita Jatmiko, sepanjang perjalanan, dia juga merasakan keharuan dengan adanya toleransi tersebut.
"Hebat sekali masyarakat Indonesia, bahkan di Kemenag juga dipersilakan singgah untuk makan," pungkasnya.