Situs Di Magelang

Situs Brongsongan, Sejarah Peninggalan Mataram Kuno Dekat Borobudur

Situs Brongsongan diperkirakan dibuat pada abad ke-7 sampai 10 Masehi di era Mataram Kuno dengan corak batuan Jawa Tengah.

Featured-Image
Situs Brongsongan (Apahabar.com/Arimbi)

Apahabar.com, MAGELANG - Selain Candi Borobudur dan Mendut, Magelang juga memiliki banyak peninggalan sejarah lain seperti Situs Brongsongan.

Situs tersebut memiliki keterkaitan atau masih dalam satu wilayah konservasi di Kawasan Cagar Budaya Borobudur.

Pemerhati sejarah sekaligus masyarakat setempat, Darsono (50) menuturkan, Situs Brongsongan diperkirakan dibuat pada abad ke-7 sampai 10 Masehi di era Mataram Kuno dengan corak batuan Jawa Tengah (Jateng).

"Hal itu dilihat dari struktur 2 Yoni yang di bawah ceratnya ada pahatan garuda dengan posisi jongkok dan mengangkat cerat yoni ke atas punggung kura-kura," kata Darsono, Selasa(18/1).

Baca Juga: Mengenal Situs Plandi, Peninggalan Hindu di Antara Candi Buddha

Sedangkan dilihat dari letaknya, situs ini berada kurang lebih 4 kilometer dari Candi Borobudur.

Letak Situs Brongsongan tepatnya di Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Tedapat 2 Yoni di Situs Brongsongan yang terpisah namun masih satu halaman dengan bentuk yang berbeda.

"2 bentuk tapi yang satu lebih besar," imbuh Darsono.

Baca Juga: Candi Gondosuli Temanggung, Wisata Sejarah di Tengah Perkampungan Warga

Menurut Darsono, Yoni yang ukurannya lebih besar, berada di tepat di tengah-tengah lokasi sedangkan yoni yang berukuran lebih kecil berada di pinggir lahan.

Lebih lanjut, Darsono menyebut, Yoni yang lebih besar berukuran 120 x 120 x 198 cm.

Situs Brongsongan Magelang (Apahabar.com/Arimbi)
Situs Brongsongan Magelang (Apahabar.com/Arimbi)

"Hadapnya ke utara, ada juga lubang persegi berukuran 30 cm dengan kedalaman lebih kurang 52 cm," katanya.

Sedangkan Yoni yang kecil, lanjut Darsono, memiliki ukuran yang hampir sama, hanya saja tingginya 70 cm.

"Jaraknya yoni satu dan dua kurang lebih 15 meter, ditemukannya bersamaan," katanya.

Baca Juga: Bukan 750 Ribu Rupiah, Ini Harga Tiket Masuk Candi Borobudur di Libur Nataru

Perbedaan lainnya yakni lubangpada Yoni kedua yang berukuran panjang atau lebar 24 cm dengan kedalaman lubang 45 cm. 

Menurut Darsono, masyarakat yang berkunjung biasanya berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa atau peneliti.

"Biasanya untuk penelitian atau study tour karena hanya beberapa kalangan yang paham, tapi ada wacana ke depan akan dijadikan satu line wisata dengan Candi Borobudur," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner