Kasus Tabrak Lari

Ayah Hasya Sempat Temui Penabrak Anaknya: Disambut Sikap Tidak Empati

Kasus kecelakaan maut yang menewaskan seorang mahasiswa Universitas Indonesia bernama Muhammad Hasya Athallah Saputra, terjadi pada 6 Oktober 2022.

Featured-Image
Ayah korban Adi Saputra (kanan) saat menggelar konfrensi pers di Kota Bekasi. (Foto : apahabar.com/Arya Putra)

bakabar.com, BEKASI - Kasus kecelakaan maut yang menewaskan seorang mahasiswa Universitas Indonesia bernama Muhammad Hasya Athallah Saputra, terjadi pada 6 Oktober 2022, sekitar pukul 21.00 WIB. Korban ditabrak oleh purnawirawan polisi di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Ayah korban, Adi Saputra (47) mengatakan mendapatkan informasi bahwa jenazah anaknya sempat dilarikan ke RSU Andhika Jakarta Selatan. Mendengar kabar itu, Adi mencoba mengkonfirmasi apakah benar bahwa yang meninggal dunia adalah anaknya.

"Yang lakukan mengecek itu betul anak saya atau bukan, setelah dipastikan ternyata benar anak kami," ucap Adi Saputra saat dihubungi bakabar.com, Selasa (31/01).

Baca Juga: Bentuk Timsus, Kapolda Metro Harap Beri Keadilan Bagi Keluarga Hasya

Setelah mengetahui bahwa benar anaknya menjadi korban kecelakan yang mengakibatkan Hasya meninggal dunia, Adi melanjutkan mencari informasi di Rumah Sakit siapa pelaku yang menabrak putra sulungnya.

Setelah mengetahui informasi yang menabrak anaknya, Adi menghampiri gerombolan anggota kepolisian dan menayakan siapa yang sebenarnya menabrak anaknya.

Salah satu dari anggota kepolisian itu mengaku dengan tegas bahwa dia yang menabrak putra sulung Adi.

"Saya diinformasikan oleh orang yang ada di situ 'oh itu di sana'. Saya datangi, langsung saya tanya mana yang nabrak. Dia dari posisi duduk begini di depannya ada anggota juga, langsung berdiri, dengan tegasnya dia mengatakan, 'saya yang nabrak'," ucap Adi.

Baca Juga: Orang Tua Sempat Diajak Damai oleh Polisi, Sebelum Hasya Jadi Tersangka

Lanjut Adi menanyakan bagaimana kronologi kejadian anaknya terlibat kecelakaan itu, karena saat itu Adi telah mendengar bahwa anaknya tewas terlindas.

"Dia dari duduk, itu langsung ngomog 'iya saya yang ngelindas', seperti itu. itu diperlakukan kepada saya. Saya yang mengalami itu," ujar Adi.

Setelah mengetahui hal itu, Adi merasa heran karena tidak ada kata maaf yang terucap dari orang yang menabrak anaknya. Dia mengatakan malam itu sikap penabrak anaknya sangat tidak berempati karena tidak keluar kata maaf yang mengakibatkan putra sulungnya meninggal dunia.

"Jadi pada dasarnya kami ikhlas dengan kejadian itu, tapi karena sikapnya tidak ada empati makanya kami putuskan untuk dilanjutkan sesuai dengan hukum yang berlaku," pungkas Adi.

Editor


Komentar
Banner
Banner