Sungai Pamekasan Tercemar

Air Tercemar Sungai Pamekasan Masih Digunakan: Bikin Khawatir!

Pencemaran air sungai di Pamekasan meluas. Membuat pemerhati lingkungan, Endang Tri Wahyurini khawatir.

Featured-Image
Air sungai yang tercemar di wilayah Klampar, Kabupaten Pamekasan, Madura. (Foto/apahabar:fauzi)

bakabar.com, PAMEKASAN - Pencemaran air sungai di Pamekasan meluas. Membuat pemerhati lingkungan, Endang Tri Wahyurini khawatir.

Kata dia, warga masih nekat menggunakan air yang tercemar itu. Begitu berbahaya.

"Otomatis dari apa yang terjadi, pengaruh atau efek dari perubahan warna air ini tidak bisa kita anggap enteng," katanya kepada bakabar.com, Selasa (11/7) sore.

Sebelumnya wilayah terdampak meliputi Kecamatan Proppo, Kota serta Palengaan. Kini aliran air sungai tercemar itu sudah merambat hingga Pademawu.

Baca Juga: Air Sungai di Pamekasan Memerah, DLH Cari Sumber Cemar

Endang mengatakan telah melakukan penelusuran mengenai tercemarnya air sungai tersebut. Sumber cemar diduga  dari adanya zat pewarna batik. Dosen Universitas Islam Madura itu lantas coba menjelaskan.

Pewarna pada batik mengandung zat-zat kimia. Di antaranya berupa pengawet dan pewarna sintetis. Jika dimanfaatkan akan berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup.

"Tentunya sangat berbahaya misalkan dikonsumsi dan dimanfaatkan. Apalagi masuk ke tubuh manusia. Ke lingkungan pun juga berbahaya," terangnya.

Penampakan air berwarna merah pekat di bendungan Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura. Senin (10/7). (Foto: apahabar/Fauzi)
Penampakan air berwarna merah pekat di bendungan Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura. Senin (10/7). (Foto: apahabar/Fauzi)

Ia menekankan agar ada perhatian khusus dari berbagai pihak. Utamanya dari pemerintah dalam menangani pencemaran itu. Sebab, di sepanjang aliran sungai dimanfaakan untuk aktivitas masyarakat sehari-hari.

Selain itu, ia meminta pemerintah untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat. Terutama bagi pengelola batik. Tujuannya agar mereka bijak dalam pengelolaan bahan-bahan kimia, zat pewarna, maupun limbahnya.

Disisi lain, kata Endang, ada dua opsi dalam menangani adanya pencemaran. Pertama pemerintah melakukan upaya pencegahan maupun penindakan.

Baca Juga: Pencemaran Air Sungai di Pamekasan Disinyalir Akibat Zat Pewarna Batik

"Kalau seperti ini, kita kan juga belum tahu ya pelakunya. Mungkin nanti dari pihak Polres. Harusnya ini ada penindakan karena sudah melanggar," tutupnya.

Romli, Warga Desa Klampar menceritakan bahwa aliran air sungai itu digunakan untuk keperluan sehari-hari. Seperti mencuci baju, mandi, memberikan minum hewan ternak serta menyiram tanaman tembakau.

Meski tercemar, warga tetap nekat untuk memanfaatkan air tersebut. Sebab merupakan satu-satunya sumber air andalan masyarakat setempat.

"Ya ini. Karena sangat dibutuhkan," ujar Romli kepada bakabar.com.

Baca Juga: Air Sungai Diduga Tercemar Limbah Batik, Polres Pamekasan Lakukan Penyelidikan

Warga lain, Rofiah mengatakan pencemaran juga berdampak pada krisis air bersih. Ia juga terpaksa memanfatkan air yang tercemar untuk menyiram tanaman.

Tamaman tersebut berupa sayuran dan tembakau. Penggunaan air tercemar dilakukan karena satu-satunya kebutuhan. Di sisi lain, juga belum adanya sosialisasi dari pemerintah tentang bahayanya.

"Ya terus gimana. Kalau tidak dipakai, ini kan (tanaman) bisa mati," katanya.

Warga berharap agar pemerintah segera mengatasi pencemaran di sepanjang aliran sungai. Terlebih, dalam upaya pencegahan agar tak terjadi lagi. Sehingga keberlangsungan aktivitas masyarakat kembali normal.

Editor


Komentar
Banner
Banner