bakabar.com, JAKARTA - Tim Advokasi Solidaritas untuk Masyarakat Adat Bangkal menyerahkan hasil investigasi awal penembakan warga Seruyan ke kantor Komnas HAM di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/11).
Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Jaringan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Arif Maulana menerangkan laporan investigasi awal diserahkan langsung ke Komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing. Tim meminta Komnas HAM bekerja untuk menerbitkan rekomendasi dalam bentrok maut Seruyan.
Komnas HAM, lanjutnya, harus segera menangani kasus di Seruyan karena konflik agraria yang terjadi sudah memakan korban jiwa dan menimbulkan dampak kerugian yang besar bagi warga Seruyan.
Senada, Komisioner KontraS, Andre Yunus menerangkan bahwa Komnas HAM telah melakukan investigasi di lapangan sejak September 2023. Namun terdapat temuan yang sesuai dengan insiden bentrok yang menewaskan Gijik.
Baca Juga: Tim Advokasi Seruyan Desak Komnas HAM Terbitkan Rekomendasi
Menurutnya, hasil investigasi yang dikeluarkan tim advokasi dan Komnas HAM kurang lebih sama, baik yang menyangkut pengerahan aparat secara berlebihan dan penggunaan gas air mata secara sewenang-wenang.
Kedatangan tim advokasi ke Komnas HAM juga untuk menanyakan proses uji balistik di lapangan yang lama dan mengapa belum memunculkan nama terduga tersangka dalam penembakan di Seruyan.
Andre menyebut, Komnas HAM telah mempertanyakan hasil uji balistik ke Polda Kalteng dan Irwasum terkait proses hukum atas kematian Gijik dan belum mendapat jawaban hingga saat ini.
Video Journalist: Bambang Susapto
Video Editor: Iskandar Zulkarnaen
Produser: Jekson Simanjuntak