Hot Borneo

Upaya Kalsel Tanggulangi Maraknya Thrifting di Banua

Penjualan pakaian bekas impor atau thrifting di Kalimantan Selatan semakin marak.

Featured-Image
Thrifting di Banua semakin marak. Foto-dokumen apahabar.com

bakabar.com, BANJARBARU - Penjualan pakaian bekas impor atau thrifting di Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin marak.

Thrifting di Banua terus digemari kalangan tua hingga kawula muda.

Untuk menanggulangi hal itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalsel, Gusti Yanuar Rifai mengatakan akan memasifkan promosi produk-produk UMKM lokal maupun produk dalam negeri.

"Untuk menanggulangi maraknya pembelian baju atau barang bekas, kami selalu bersinergi dengan kebijakan dari pemerintah pusat," katanya, senin (24/4).

"Tidak hanya bersinergi, bahkan kami turut menindaklanjuti kebijakan tersebut dengan membatasi penjualan pakaian di Banua," imbuhnya.

Ia mengaku selalu menggiatkan produksi dalam negeri terutama buatan Kalsel, buatan warga Banua itu sendiri.

Kebijakan ini pun menjadi landasan pemerintah daerah untuk mengajak kepada masyarakat agar mencintai, membeli dan mengkonsumsi produk-produk UMKM yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan barang impor.

Pemprov Kalsel juga terus bersinergi dengan jajaran instansi memberikan program khusus sebagai insentif bagi UMKM lokal untuk meningkatkan produktivitas serta pemasaran melalui platform digital.

Menurutnya, pemanfaatan digitalisasi tentu sebagai pilihan untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga pemasaran dapat diperluas target serta jangkauan pasarnya.

Di sisi lain, warga Guntung Manggis, Banjarbaru, Sutrisno mengaku sering membeli baju bekas impor lantaran kualitas bagus dan harganya terjangkau.

"Biasanya kalau beli baju atau celana sering mencari yang bekas-bekas ini," akunya.

"Memang barangnya masih bagus dan harganya murah," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner