bakabar.com, JAKARTA –Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa transaksi berjalan dalam negeri mengalami surplus sebesar USD4,3miliar atau sebesar 1,3 persen dari PDB, untuk periode triwulan IV 2022.
Keberhasilan tersebut berkat adanya peningkatan pada neraca perdagangan barang. Hanya saja, capaian surplus sedikit melambat pada triwulan sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari PDB.
"Kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Senin(20/2).
Selain itu, BI mencatat terjadinya penurunan pada neraca perdagangan migas, akibat dari penurunan harga minyak dunia. Padahal Indonesia mengalami peningkatan konsumsi migas, imbas dari peningkatan kebutuhan bahan bakar untuk Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga: Bank Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2023 Tetap Kuat
Sementara itu, data neraca jasa juga menglami peningkatan, imbas dari kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Menurut Iwan, hal itu terjadi karena adanya peningkatan penyelenggaraan berbagai event internasional selama periode laporan dan pola musiman akhir tahun.
Selain itu, Erwin mengatakan surplus transaksi berjalan ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang bersumber dari kenaikan penerimaan hibah Pemerintah.
Di sisi lain, defisit pendaptan primer Indonesia saat ini mengalami peningkatan. Hal itu dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada investor asing mengalami peningkatan, sejalan dengan siklus bisnis dan tren kenaikan suku bunga
Untuk kinerja transaksi modal dan finansial mengalami perbaikan, utamanya karena ditopang oleh peningkatan investasi langsung.
Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen
Transaksi modal dan finansial mencatat perbaikan dari defisit 5,5 miliar dolar AS atau 1,6 persen dari PDB pada triwulan III 2022 menjadi defisit 0,4 miliar dolar AS (0,1 persen dari PDB) pada triwulan IV 2022.
“Kinerja positif ini terutama ditopang oleh investasi langsung yang membukukan peningkatan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga,” jelasnya.
Tekanan aliran keluar neto investasi portofolio juga mulai berkurang seiring arus masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang mulai berlangsung pada pertengahan triwulan IV 2022.
Selain itu, transaksi investasi lainnya mengalami penurunan defisit antara lain disebabkan oleh penarikan penempatan swasta di tengah peningkatan kewajiban pembayaran utang luar negeri.
Baca Juga: 33 Bulan Berturut-Turut, Neraca Perdagangan Indonesia Catat Surplus
Dengan demikian, surplus transaksi berjalan tahun 2022 naik signifikan mencapai 13,2 miliar dolar AS (1,0 persen dari PDB) dibandingkan dengan capaian surplus tahun 2021 sebesar 3,5 miliar dolar AS (0,3 persen dari PDB).
Kinerja tersebut terutama didukung oleh peningkatan ekspor. Hal itu sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik.
Oleh karena itu, NPI secara keseluruhan tahun 2022 kembali membukukan surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS, setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus 13,5 miliar dolar AS.
“Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2022 mencatat defisit 8,9 miliar dolar AS seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” tandasnya.