bakabar.com, JAKARTA - Kementerian ESDM membuka opsi jalan baru terkait tragedi longsor Km 171 Satui, Tanah Bumbu. Sebelumnya, ruas jalan nasional itu ambrol digerus aktivitas penambangan batu bara.
"Secara kajian geoteknik, saat ini tidak memungkinkan untuk dibangun lagi jalan di areal tersebut," jelas Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara, Lana Saria kepada bakabar.com, Selasa (7/3).
Hasil kajian geoteknik, salah satunya, menyebut kerusakan jalan nasional Km 171 sudah tidak bisa lagi diperbaiki. Karenanya, kementerian tengah berfokus mengkaji pemindahan rute jalan.
"Supaya bisa berfungsi kembali menghubungkan transportasi domestik," jelasnya
Baca Juga: Mau ke Tabalong, Pak Jokowi Tengok 'Indahnya' Longsor 171 Dong!
Terkait pemindahan jalan itu, Kementerian ESDM tengah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu.
"Sebenarnya, secara kronologis terjadi kerusakan jalan tersebut disebabkan karena kegiatan illegal mining," jelasnya.
Lantas, dari mana sumber dana pembangunan jalan baru Km 171 tersebut?
Anggaran, tegas Lana, bukan berasal dari pemerintah. Melainkan dari dana tanggung jawab sosial atau corporate social responsbility (CSR) perusahaan.
Apakah Arutmin? Lana tak menerangkan lebih lanjut.
"Tetap kita akan minta dari CSR perusahaan pertambangan. Yang jelas kita sedang mempersiapkan dalam rangka rute pengganti," jelasnya.
Baca Juga: BREAKING! Kementerian PUPR Bicara Perbaikan Jalan Nasional 171 Tanah Bumbu
9 Februari 2022, Kementerian PUPR bersurat ke Kementerian ESDM. Isinya, mendorong perbaikan dilakukan oleh perusahaan tambang bukan dengan APBN.
"Kami akan segera jawab surat itu, nanti kami akan infokan berikutnya," pungkas Lana.
Sebenarnya bisa saja pemerintah yang melakukan perbaikan. Namun langkah itu dinilai takkan memberi efek jera ke pelaku pengrusakan lingkungan.
Sebagai antisipasi jangka panjang, Kementerian PUPR mendorong perusahaan membangun jalan angkut sendiri atau haulingroad guna aktivitas eksploitasi mineral di sana.
"Harus punya sendiri, jadi tidak merugikan jalan masyarakat," jelas Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja, Senin lalu (27/2).
Baca Juga: Duh, Pemotor Terjun Bebas di Longsor Jalan Nasional 171 Tanbu
Aktivitas warga di jalan penghubung Kabupaten Tanah Laut dengan Tanah Bumbu kini lumpuh total. Satu badan jalan nasional tergerus habis tanpa sisa.
Panjang longsoran mencapai sekira 50 meter. Namun sesuai kajian Kementerian PUPR, butuh tak kurang ratusan Rp275 miliar guna perbaikan.
Sebenarnya masih ada ruas jalan alternatif menuju Tanah Bumbu. Namun jaraknya mencapai 13 kilometer. Selain jauh, kondisi jalurnya pun licin.
Saking licinnya pernah dua taksi colt 'adu banteng' di jalan hauling berlumpur itu. Bahkan pernah ada seorang pemotor terjun bebas ke lubang longsoran jalan nasional 171. Insiden itu terjadi pada Jumat (3/2) subuh.
Tak terlihat areal lubang longsoran dipasangi rambu-tambu pembatas jalan. Apalagi penerangan khusus.
Baca Juga: Tragedi Km 171, Menteri ESDM Mulai Evaluasi IUP Perusahaan
Mereka yang enggan memutar belasan kilometer, harus meniti jalan darurat yang mengambil lajur tepat di sebidang tanah pekarangan milik warga bernama Suryadi.
Suryadi kini juga harus mengungsi. Satui bak kampung mati. Rumah-rumah kosong ditinggal pemiliknya yang kuatir longsor susulan.
Begitulah sekelumit gambaran terkini jalan nasional Km 171, Satui, Tanah Bumbu yang ambrol akibat digerus aktivitas tambang batu bara. Guguran tanah membelah jalan penghubung Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur saat mayoritas warga tertidur pulas, Rabu dini hari, 29 September 2020.
Selain tempat tinggal, puluhan warga juga kehilangan mata pencaharian. Hingga sekarang, belum ada tanda-tanda bakal ada perbaikan jalan nasional Km 171.
Baca Juga: Longsor 171 Satui, Komisi VII: Setop Izin Perusahaan Tambang Bermasalah!
"Sangat layak presiden berkunjung ke Tanah Bumbu. Karena ketika presiden mau melihat langsung, saya yakin tidak sampai sebulan pasti ada perbaikan," jelas kuasa hukum 23 korban longsor 171, Agus Rismalianoor kepada bakabar.com.
Agus melihat guguran tanah yang menggerus badan jalan nasional semakin hari kian besar ruang bukaannya. Ironisnya, ia melihat masih ada perusahaan tambang yang aktif beroperasi. "Coba tengok dari tepi jalan kalau tidak percaya," jelasnya.
Siapa bertanggung jawab?
Ambrolnya jalan nasional Km 171 Satui menyisakan beragam pekerjaan rumah pemerintah. Arus lalu lintas tersendat, belasan kepala keluarga terpaksa mengungsi. Kini perusahaan terkesan saling lempar penanganan.
PT. Mitra Jaya Abadi Bersama (MJAB) sempat dituding sebagai biang kerok longsornya Jalan Nasional Km 171, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: