Aset Kripto

Tingkatkan Perekonomian Lewat Aset Kripto, Bappebti Ajak Anak Muda

Sekretaris Bappebti, Kementerian Perdagangan, Olvy Adrianita mengajak anak muda untuk meningkatkan perekonomian melalui aset kripto.

Featured-Image
Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Olvy Adrianita dalam pembukaan Business Center Degree Crypto Token di Solo, Jawa Tengah, Rabu (5/7/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan, Olvy Adrianita mengajak anak muda untuk meningkatkan perekonomian melalui aset kripto.

Olvy menjelaskan perdagangan Indonesia tidak hanya berupa barang-barang yang memiliki wujud nyata. Menurutnya, perdagangan berjangka atau aset kripto pun merupakan bagian dari perdagangan dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia.

"Ke depan harus lebih baik, bangkitkan ekonomi dan digitalisasi melalui kripto, jadikan bangga produk dalam negeri mampu bersaing di pasar global. Kita harus kompak sehingga semua bisa satu platform untuk membangun ekonomi," ujar Olvy dalam pembukaan Business Center Degree Crypto Token di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

Mnurut  Olvy, para milenial dan generasi Z akan menjadi calon-calon pemain kripto di masa depan. Oleh karenanya, diperlukan literasi yang baik agar tidak terjebak pada hal-hal yang merugikan. Selain itu, aset kripto menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Namun demikian, risiko kerugian yang didapat pun berjalan seiringan.

Baca Juga: Sentimen Positif, Ajaib: Aset Kripto Akan Naikkan Harga di Juli 2023

Lebih lanjut, sangat penting untuk memahami dan mengetahui tempat bertransaksi aset kripto resmi dan ilegal. "Ini adalah perdagangan yang high risk jadi harus sangat hati-hati, harus pahami betul bisnis prosesnya. Pilih juga yang sudah berizin, karena tidak semua berizin. Jadi tolong dilihat di website Bappebti," kata Olvy.

Saat ini sudah ada 30 perusahaan perdagangan aset kripto yang sudah mengantongi izin resmi dari Bappebti. Berdasarkan survei Center of Economic of Law Studies (Celios), aset kripto sendiri saat ini berada di urutan ketiga dari instrumen investasi yang dimiliki masyarakat Indonesia,

Dalam survei tersebut, 21 persen responden memiliki investasi pada aset kripto. Posisi pertama ditempati oleh reksa dana dengan 29,8 persen dan pada posisi kedua diduduki saham dengan persentase sebesar 21,7 persen.

Jumlah rata-rata penempatan dana yang dilakukan masyarakat berkisar antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta. Namun demikian, total transaksi aset kripto pada tahun 2022 mencapai Rp306,4 triliun.

Editor
Komentar
Banner
Banner