bakabar.com, JAKARTA – Menjelang acara inti KTT G20, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama dengan pemerintah terus mempersiapkan kesiapan konektivitas internet khususnya dalam hal pengamanan siber.
Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengungkapkan bawa menurut data dari tahun 2009 sampai 2019, terdapat beberapa kali insiden siber dalam gelaran G20.
Seperti pada gelaran G20 di London pada tahun 2009, di mana Amerika dan Inggris memata-matai sejumlah negara. Setahun setelahnya 2010, terjadi adanya upaya perusakan situs web KTT G20 di Seoul.
“Jadi memang beberapa insiden ini sudah beberapa kali terjadi dan seperti berpola walaupun tidak setiap KTT G20 ini mendapat serangan siber,” ucapnya dalam forum diskusi Gotong Royong Sektor Privat Dukung KTT G20 yang disiarkan secara daring, Jumat (28/10).
Baca Juga: Perluas Akses Bisnis, Apkasi Gandeng bakabar.com
Menurutnya terdapat beberapa catatan dari serangan siber yang sebelumnya sudah pernah terjadi seperti, penyerang dunia maya melihat bahwa KTT G20 menjadi momen yang tepat untuk melakukan serangan.
Selain itu, pelaku Cyber Threat cenderung berfokus kepada target kesuksesan yang diliput secara publik seperti merusak situs web, sabotase acara, atau merilis informasi pribadi tokoh tingkat tinggi.
Motif terbesar dari serangan itu adalah untuk membuktikan kelemahan institusi besar dan membuat malu tuan rumah karena tidak bisa mencegah insiden keamanan siber.
“Tentunya hal ini yang sangat kita hindari terjadi pada acara puncak G20 pada bulan November nanti,” ujarnya.
Maka itu APJII melihat diperlukan kerjasama antara semua pemangku kepentingan untuk bisa mengamankan penyelenggaraan acara termasuk penyediaan konektivitas internet. APJII nantinya juga siap untuk mengikuti arahan dan strategi keamanan siber dari pemerintah.
Baca Juga: Kurangi Pengangguran Kelompok Usia Muda, Kemenko PMK Rumuskan Strategi Nasional Kewirausahaan Pemuda
Peranan keterlibatan APJII dalam pengamanan siber selama KTT G20 dinilai besar. Sebab, APJII berperan sebagai pembawa dan pengatur rute lalu lintas internet.
Selain itu, juga sebagai penanggung jawab pendaftaran Internet Protokol. Maka APJII dalam melakukan pencegahan dan penindakan serangan siber dapat dilakukan langsung ke sumbernya. Caranya melakukan deteksi cyber threat secara real time untuk tindakan pencegahan.
Dengan melihat posisi APJII sebagai pembawa dan pengatur rute lalu lintas internet sekaligus penyelenggara infrastruktur informasi vital, dan penanggung jawab pendaftaran Internet Protokol maka APJII seiap melakukan pencegahan dan penindakan serangan siber langsung ke sumbernya dan melakukan deteksi cyber threat secara real time untuk tindakan pencegahan.
“APJJI mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan ruang untuk ikut dalam penyelenggaran G20 dari sisi infrastruktur telekomunikasi dan sebagai fasilitator dalam forum komunikasi pengamanan siber penyelenggaran KTT G20 sektor TIK,” tutupnya.