Kasus Tabrak Lari

Suara Sugeng Melawan Kriminalisasi: Sebuah Surat untuk Jokowi

Sugeng, Tertuduh Pelaku Tabrak Lari Kirim Surat ke Presiden

Featured-Image
Wulan Andriani, kakak kandung Sugeng, terdakwa kasus tabrak lari yang menewaskan mahasiswi di Cianjur mendatangi Istana Merdeka untuk mengantarkan surat yang ditulis Sugeng di balik jeruji Polres Cianjur, Senin (13/3). (Foto: Dok. Wulan untuk apahabar.com)

bakabar.com, JAKARTA - Sugeng, saat ini harus mendekan di balik jeruji. Ia harus tidur di lantai yang dingin dan lembab di penjara Polres Cianjur. Ia dituduh melakukan tabrak lari yang menewaskan Selvi Amalia Nuraeni (19), mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakencana.

Sebagai orang miskin dan lemah, yang bekerja serabutan sebagai sopir, ia merasa dikambing hitamkan dalam kasus itu. Ia mengaku sama sekali tidak melakukan tabrak lari. 

"Kenapa orang-orang yang berkuasa dan punya pangkat berlaku seenaknya terhadap adik saya," ujar kakak Sugeng, Wulan Andriani (48) kepada bakabar.com, Senin (13/3).

Baca Juga: Mencengangkan! Penabrak Mahasiswi Cianjur Bukan Pengemudi Audi A6, Tapi Mobil...

Melalui kakaknya yakni Wulan, Sugeng berusaha mencari keadilan dengan mengirimkan surat yang ditulis Sugeng di balik jeruji untuk Presiden Jokowi.

Senin (13/), pagi buta pukul 03.00 WIB, Wulan tiba di Jakarta dengan menyewa mobil ia menempuh perjalanan 4 jam dari Bandung Barat. Ia menunggu 6 jam di pinggir jalan sampai kantor Sekretariat Negara (Setneg) dibuka. Namun ia gagal bertemu Jokowi lantaran sedang kunjungan kerja ke Bali.

"Suratnya diterima staf Setneg 09.00 WIB, saya menangis tidak bisa ketemu Pak Jokowi, kami suruh hubungi Setneg tiga hari lagi," ujar Wulan.

Surat tersebut menceritakan kondisi Sugeng di penjara. Ia merasa terdzolimi karena dari bukti yang ada, dia bukanlah pelaku tabrak lari. Di penjara, Sugeng mengalami tekanan mental dan batin karena jauh dari keluarga.

Baca Juga: Kuasa Hukum Sugeng Kritik Putusan Praperadilan: Tidak Sah Secara Formal!

Sedangkan istrinya saat ini sedang hamil 8 bulan, anak ketiganya. Sebagai tulang punggung keluarga, ia bingung bagaimana caranya bisa menghidupi keluarganya. Termasuk bagaimana ia membiayai sekolah kedua anaknya saat ini yang berumur 2 tahun dan 11 tahun.

"Saya tidak sanggup membayangkan kondisi adik saya, pasti sangat sedih dan tersiksa," ujar Wulan dengan isak tangis.

Istri Sugeng yang sedang hamil, saat ini kondisinya kurang sehat. Berat badannya turun drastis. Dari hasil USG, bayinya perempuan, namun ukuran dan berat bayi yang dikandungnya di bawah batas normal.

"Istrinya kepikiran terus, beban mental, beban pikiran, pengaruh banget sama kandungannya," kata Wulan.

Baca Juga: Polisi Serahkan Kembali Berkas Kasus Tabrak Lari, Kejari Cianjur: Kami akan Hati-hati

Saat ini, keluarga Sugeng menumpang di rumah kakaknya lantaran sudah tidak sanggup membayar kontrakan. Untuk makan sehari-hari pun juga dibantu oleh kakak dan saudaranya.

"Mau dapat duit dari mana lagi, uang sudah tidak ada, tidak ada penghasilan" ujar Wulan.

Setelah mengirimkan surat ke Presiden, Wulan dalam waktu dekat juga mengirimkan surat ke Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Hampir sama isinya, ia meminta agar Ridwan Kamil memberikan bantuan dan keadilan untuk Sugeng. 

"Lusa, kalau ada uang saya akan ke Pak Ridwan Kamil, saya minta bantuan, saya yakin adik saya tidak bersalah," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner