bakabar.com, JAKARTA - Korban terdampak banjir Kalimantan Tengah mulai didera krisis air bersih. Sudah sebulan belakangan mereka terpaksa mengungsi ke GOR yang disulap menjadi posko dadakan.
"Masalah air bersih masih kurang memadai karena tempat pengungsian terbatas," ujar Nurul Fitriana, korban terdampak banjir Kalteng asal Desa Kumpai Batu Bawah, Kotawaringin Barat saat dihubungi bakabar.com, Selasa petang (25/10).
Warga Desa Kumpai Batu Bawah dan Tanjung Trantang bahkan terpaksa mengungsi ke Desa Kumpai Batu Atas. Bukan sepekan, melainkan sudah sebulan lamanya desa mereka terendam banjir. Serbuan air bah di sana sudah setinggi pinggang orang dewasa.
"Kalau di Desa Kumpai Batu Bawah, tinggi airnya baru sekarang ini, kalau kami terdampak banjir itu sudah satu bulanan," ucapnya.
Banjir tahunan merendam ribuan rumah di lima kabupaten. Pemprov Kalteng sudah menerbitkan status tanggap darurat.
Selain tingginya intensitas hujan, banjir diduga imbas masifnya aksi pembukaan lahan di Lamandau. Sejak 2019 silam hutan di sana ditebang habis untuk dijadikan perkebunan sawit.
Baca Juga: Pak Jokowi! Banjir Kalteng Makin Menguatirkan
Dihubungi terpisah, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, BNPB Abdul Muhari belum menerima laporan.
"Nah, terkait dengan Kalimantan Tengah, Pangkalan Bun ini gak ada laporan banjir masuk ke BNPB," ujar Muhari via seluler.
Kendati begitu, Muhari memastikan BNPB siap mengguyur bantuan asal sudah mendapat laporan tanggap darurat dari pemerintah daerah.
"BNPB daerahnya belum melaporkan kejadian ini ke BNPB Pusat, dari kami belum ada terkait datanya," imbuhnya.
"Ya kalau misal bantuan gak bisa, enggak ada informasinya gimana mau ngirim bantuannya," sambungnya.
Muhari menerangkan BNPB tak mungkin turun menanggulangi setiap banjir yang terjadi di penjuru daerah.
"Yang harus kita pahami sebenarnya penanggulangan bencana itu ujung tombaknya itu pemerintah daerah," ujarnya.
Jika tidak mampu menanggulangi bencana, barulah pemerintah daerah segera memberlakukan status sigap darurat.
"Nah kalau status tanggap darurat sudah di-SK-kan oleh bupati, itu menjadi pintu pemerintah nasional dalam hal ini BNPB untuk memberikan bantuan mengintervensi secara langsung," sambungnya.
Dalam sehari, Muhari menjelaskan tak kurang dari 10-15 laporan kejadian banjir dari penjuru Indonesia diterima BNPB.
"Setiap hari, setiap musim hujan ini kita menerima 10-15 laporan dari seluruh Indonesia, termasuk juga statusnya seperti apa, orang korban terdampak seperti apa, nah ini sudah alur SOP berjalan lah di BNPB dari BNPBD SOP-nya seperti itu," ujarnya.
"Tapi, ini akan saya coba telusuri dulu ya ke BNPBD-nya," pungkasnya.
Kurang Logistik
Dari Mendawai, korban terdampak banjir Kalteng mengeluhkan ketersediaan logistik. "Air lamban surut, sampai hari ini, kami belum pernah mendapat bantuan logistik," ujar Happy Utami, salah satu warga dihubungi bakabar.com.
Wakil rakyat Kalteng di Senayan, sebutan DPR RI, Mukhtarudin sudah mewanti-wanti pemerintah pusat segera turun tangan.
"Kemampuan daerah terutama dalam hal penganggaran terbatas," ujarnya dihubungi terpisah, Selasa pagi (25/10).
Pemprov Kalteng sudah menetapkan status tanggap darurat. Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Kotawaringin Timur, dan Seruyan menjadi lima kabupaten paling terdampak banjir kali ini.
Dari laporan yang diterima Mukhtar, sudah ribuan rumah warga terdampak serbuan air bah. Imbas banjir, aliran air bersih turut tersendat.
Baca Juga: Kalsel dan Kalteng Kebanjiran: Palangka Raya Lumpuh, HSS Puluhan Rumah Terendam
Kondisi demikian memaksa sebagian warga mengungsi. Pemerintah daerah dibantu relawan dan berbagai lapisan unsur masyarakat maupun pengusaha 'keroyokan' membangun posko darurat.
Tak cuma kerugian materil, banjir turut merenggut nyawa seorang warga bernama Syalianur. Pemuda satu ini tewas tersengat listrik saat air bah menerjang kawasan permukiman di Mendawai, Kotawaringin Barat, Sabtu (22/10).
"Banjir tahun ini lebih dahsyat dari tahun lalu, tapi kenapa belum satupun melihat perwakilan dari pemerintah pusat turun ke lapangan," ujarnya.