Kalimantan Kebanjiran

Kalsel dan Kalteng Kebanjiran: Palangka Raya Lumpuh, HSS Puluhan Rumah Terendam 

Banjir yang menerjang dua provinsi Kalsel dan Kalteng sekaligu membuat puluhan rumah terendam.

Featured-Image
Banjir yang merendam Palangka Raya melumpuhkan sebagian ruas jalan. Foto: BPBD

bakabar.com, BANJARMASIN - Banjir menerjang dua provinsi sekaligus, Kalsel dan Kalteng. Merendam puluhan rumah, sejumlah warga mengeluh terserang penyakit.

Dari Kalsel, banjir merendam puluhan rumah warga Dusun Pantai Langsat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sedari pukul 10.00 hingga 11.00, Senin (24/10).

"Masyarakat sempat mengamankan barang berharga. Kemudian siang rintik-rintik dan hujan mulai reda, air berangsur turun," kata seorang warga Desa Hulu Banyu, Yusran.

"Aliran air Sungai Pantai Langsat ini jatuhnya ke Bendungan Telaga Langsat, bukan di bendungan Sungai Amandit Malutu Padang Batung," sambungnya.

Catatan bakabar.com, total sebanyak 20 rumah terendam luapan air anak Sungai Amandit. Ketinggian mencapai 30 sentimeter dari lantai rumah masyarakat.

Tak cuma banjir, BPBD HSS melaporkan insiden tanah longsor juga terjadi. Menutup jalan Muara Hatip dan Hulu Banyu. "Termasuk pohon tumbang," ujarnya.

Palangka Lumpuh

Air sungai meluap di Pantai Langsat Desa Hulu Banyu Loksado HSS.
Air sungai meluap di Pantai Langsat Desa Hulu Banyu Loksado HSS.

Banjir melumpuhkan sebagian wilayah Palangka Raya, Kalteng. Sepekan belakangan, banjir imbas meluapnya Sungai Rungan.

Tak cuma mengganggu aktivitas warga, sejumlah warga mulai terserang penyakit. Seperti, gatal-gatal dan diare. Terutama bagi mereka yang masih berusia balita dan lansia.

Baca Juga: Dampak Banjir HSS, Kerusakan Infrastruktur Ditaksir Rp 7 Miliar

Tim gabungan BPBD Palangka Raya, Dinas Kesehatan dan TNI-Polri harus menggunakan perahu kelotok untuk mengevakuasi warga.

"Kami menemukan ada beberapa masyarakat yang mengeluhkan sakit dan harus dievakuasi menggunakan ambulans," kata Kapala BPBD, Emi Abriyani, Senin (24/10).

Banjir merendam akses jalan yang biasanya dilalui menggunakan kendaraan. Petugas pun harus menggunakan perahu.

"Akses jalan yang terputus ada dua RT sehingga masyarakat tidak bisa mengantar anaknya sekolah dan belanja ke pasar," tambahnya.

Meski debit air sudah mengalami penurunan, tetapi Emi mengingatkan agar masyarakat tetap waspada jika sewaktu-waktu debit air kembali naik mengingat curah hujan masih cukup tinggi.

Editor
Komentar
Banner
Banner