bakabar.com, JAKARTA -Ophan Lamara selaku pengamat sepakbola tanah air menjelaskan kerisauan tentang problematika penggunaan Jakarta International Stadium (JIS) pada Piala Dunia U-17 2023.
Tertundanya pertandingan Brazil vs Argentina akibat genangan di lapangan JIS menjadi perbincangan hangat publik saat ini, terlebih lagi JIS mempunyai atap buka-tutup untuk mengantisipasi hal tersebut.
Menurut Ophan Lamara jika berbicara tentang JIS harus menggunakan logika yang paling sederhana saja tanpa ada tentasi politik.
Baca Juga: PSSI Buka Suara Terkait Rumput JIS Dinilai Buruk di Piala Dunia U-17
"Saya selalu menggunakan logika antara plus dan minus, dengan logika sehat tanpa ada tensi politik," tegas Ophan Lamara saat dihubungi bakabar.com, Rabu (29/11).
Selain itu, Ophan juga menyayangkan perbedaan pendapat antara PSSI dan JakPro terkait permasalahan stadion yang memiliki kapasitas 80 ribu penonton tersebut.
PSSI menyatakan tergenangnya air tersebut akibat permasalahan sistem drainase, sedangkan JakPro membantah hal tersebut dan menilai baik-baik saja.
"Kita lihat dari sisi logikanya, bahwa saya tetap sama seperti statement saya tahun lalu ga mungkin proses pembangunan stadion semegah JIS yang menelan biaya lebih dari 2 triliun itu tidak dibangun dengan standar FIFA," ungkapnya.
Baca Juga: Lapangan JIS Tergenang, Pengamat Sentil Fungsi Atap Stadion
Padahal, jika tergenangnya air di lapangan menjadi masalah karena kurangnya resapan atau drainase sebenarnya bisa antisipasi dengan opsi lain.
JIS mempunyai atap yang dapat membuka-tutup untuk menghalau intensitas air hujan untuk masuk.
"Kita juga harus mempertanyakan niat baik dari penyelenggara kenapa tidak memanfaatkan buka tutup atap stadion yang bagus itu," jelas Ophan Lamara.
Menurutnya, akibat tidak difungsikannya atap stadion JIS tersebut menjadi sebuah pertanyaan.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17 2023, Persiapan JIS Sudah 95 Persen
Ophan Lamara amat menyayangkan tidak optimalnya pihak penyelenggara mengantisipasi genangan air saat laga penting yang mengakibatkan pertandingan ditunda 30 menit di pertandingan Argentina melawan Brasil itu.
"Belum optimal untuk mempersiapkannya seperti saya bilang tadi kalau kita menggunakan logika yang paling sederhana saja rasa kok gak mungkin hal-hal begitu tidak diantisipasi untuk sebuah stadion semegah itu," jelas Ophan Lamara.