Obat Kuat

Pria Boleh Minum Obat Kuat Asal Sesuai Dosis

Pria boleh meminum obat kuat. Syaratnya, konsultasi ke dokter dan beli opat di apotek.

Featured-Image
Ilustrasi obat kuat buat pria. Sumber: Healthline

bakabar.com, JAKARTA - Pria boleh meminum obat kuat. Syaratnya, konsultasi ke dokter dan beli obat di apotek resmi.

Ketua Cluster Uronephrology RSCM Kencana dr Widi Atmoko, Sp.U(K), FECMS, FICS membolehkan pria dewasa muda meminum obat kuat yang dijual di pasaran asalkan sesuai dosis dan dibeli di apotek resmi. Sebab, banyak penelitian memperlihatkan bahwa banyak obat yang beredar ternyata palsu.

"Untuk dewasa muda, pria berusia 30 tahunan aman atau tidak? Boleh saja. Kalau dibilang aman, aman. Tetapi sesuai dosisnya, karena banyak sekali dosisnya," ujar Widi seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/9).

Widi bercerita, dia pernah mendapati pasien gangguan ereksi berusia 30 tahun-an dengan riwayat merokok berat dan obesitas. Menurut dia, pada prinsipnya pengobatan yang diberikan yakni dengan memberikan obat, sembari mengevaluasi masalah kesehatan lain yang pasien hadapi semisal hipertensi, diabetes dan obesitas.

"Kalau kami dari urologi memang pil biru sebagai first line treatment selain kita evaluasi faktor risiko kalau ada obesitas, sakit gula, hipertensi, itu kita obati, dari urologi berikan pil biru (obat ereksi atau obat kuat)," kata Widi menjelaskan.

Baca Juga: Berkaca dari Kasus AG, Ini Bahaya Berhubungan Seks di Usia Dini

Beragam Jenis Gangguan Seksual Pria

Disfungsi ereksi menjadi salah satu gangguan seksual pria yang menghambat individu untuk mencapai aktivitas seksual yang memuaskan.

Widi merujuk data di RSCM mengatakan lebih dari sepertiga pria usia 20-80 tahun mengalami disfungsi ereksi. Sesuai dengan definisinya, gangguan seksual pria dapat terjadi pada masing-masing fase respons seksual.

Bila dijabarkan, gangguan seksual dapat berupa gangguan hasrat rendah, hipogonadisme (kadar testosteron rendah), disfungsi ereksi atau impotensi, gangguan ejakulasi dan orgasme, kelainan bentuk penis seperti kurvatur penis, kelainan ukuran penis dan dismorfofobia, serta priapismus atau ereksi yang berkepanjangan tanpa disertai dengan rangsangan.

Menurut Widi, penyebab gangguan seksual sangat beragam yang secara umum dapat terbagi menjadi masalah psikologis, organik (adanya kelainan dari sisi anatomi atau fungsi organ), maupun campuran.

"Walaupun konsep gangguan seksual tetap sebenarnya mencakup konsep yang lebih luas seperti masalah seksual, biologis, psikoseksual, sosiobudaya, dan hubungan interpersonal,” demikian disampaikan Widi.

Editor


Komentar
Banner
Banner