bakabar.com, JAKARTA - Obesitas menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan pada kesehatan banyak orang dewasa, salah satunya risiko terhadap penyakit kanker.
Menurut data CDC US, berat badan berlebih atau obesitas dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena 13 jenis kanker, yang mencakup 40% kanker yang didiagnosis di AS tiap tahunnya.
Saat ini banyak generasi muda mengalami obesitas dibanding sebelumnya. Pada tahun 2009, sekitar 33% orang dewasa berusia 20 hingga 44 tahun mengalami obesitas dan terus melonjak hingga 41% pada 2020.
Para ilmuwan turut menunjukkan hasil penelitiannya terhadap obesitas dan munculnya kanker pada kelompok lanjut usia, bahkan kemungkinan pada usia lebih muda.
"Obesitas dapat meningkatkan penyakit kanker dini pada dewasa muda yang berkaitan dengan kelebihan berat badan," kata Karen Basen-Engquist, profesor di Pusat Kanker MD Anderson, melansir Verywell Health, Rabu (24/1).
Hubungan obesitas dengan kenker memiliki banyak aspek, salah satunya disebabkan oleh banyaknya jaringan lemak dalam tubuh, sehingga mendorong kanker berkembang yang memicu hormon peradangan.
Tak hanya kanker, obesitas turut berhubungan dengan kondisi seprti diabetes tipe 2 dan jantung. Sehingga harus adanya skrining kesehatan untuk mencegah hal tersebut berkembang lebih lanjut.
Ketiga belas jenis kanker yang berhubungan dengan obesitas adalah adenokarsinoma kerongkongan, kanker payudara pada wanita pasca menopause, kanker kolorektal, kanker rahim, kanker kandung empedu, kanker perut bagian atas, kanker ginjal, kanker hati, kanker ovarium, kanker pankreas, tiroid kanker, meningioma, dan multiple myeloma.
Jaringan lemak bukanlah satu-satunya organ yang menyimpan engeri. Sebaliknya, beberapa jenis lemak turut menghasilkan zat yang bertindak sebagai hormon, membantu mengontrol metabolisme lainnya.
Obesitas umumnya diartikan sebagai akumulasi lemak yang menumpuk. Berlebihnya jaringan lemak tersebut turut menimbulkan protein tertentu yang disebut adipokin.
Adipokin sendiri memicu peradangan pada jaringan lemak dan dapat menjalar ke seluruh tubuh. Peradangan tersebut dapat bermutasi dan terkadang menyebabkan kanker berkembang atau tumbuh lebih cepat.
Pengidap obesitas turut memproduksi banyak insulin yang mendorong sel tumbuh lebih cepat dan memberi peluang terhadap mutasi yang lebih jauh.
"Resistensi insulin dan gula darah yang tinggi menciptakan sel-sel untuk cepat tumbuh," kata Stephen Freedland, seorang profesor urologi.
Jaringan lemak tersebut turut memproduksi hormon estrogen dalam jumlah berlebih, terutama pada perempuan, yang berkaitan dengan kanker payudara, endometrium dan ovaium.
"Penyebab kanker selalu multifaktorial. Meningkatnya obesitas hanya menjelaskan sebagian kecil dari peningkatan kanker dini," ujar Hyuna Sung, seorang ilmuan di American Cancer Society.
Beberapa makanan ultra-proses tertentu yang bersifat karsinogenik, dapat meningkatkan munculnya kanker, terlebih jika menghabiskan waktu dengan duduk atau berbaring, tanpa memandang berat badan seseorang.
Hal tersebut membuat banyak praktisi kesehatan turut mengkampanyekan pola hidup sehat dengan diet dan olahraga, guna mengatur berat badan dan menjadi tubuh lebih sehat.
Melakukan aerobik secara teratur turut mencegah beberapa kanker, karena adanya pergerakan dari tubuh yang membuat badan menjadi sehat.