Obat Kuat

Obat Kuat Tak Berhubungan dengan Kanker Prostat

Obat kuat bisa memiliki efek bagi pria yang memiliki masalah medis. Sangat disarankan melakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Featured-Image
Ilustrasi viagra. Sumber: Healthshots.

bakabar.com, JAKARTA - Obat kuat bisa memiliki efek bagi pria yang memiliki masalah medis. Sangat disarankan melakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Pria yang mengalami gangguan ereksi sering kali berinisiatif mengonsumsi obat kuat. Meski tak langsung berkaitan atau menjadi sebab terjadinya kanker prostat, sangat disarankan mengonsumsi obat kuat setelah berkonsultasi dengan dokter.

Ketua Cluster Uronephrology RSCM Kencana dr Widi Atmoko, Sp.U(K), FECMS, FICS mengatakan obat kuat tak berhubungan dengan risiko seorang pria terkena kanker prostat namun obat ini bisa berkaitan dengan masalah pembuluh darah.

"Obat kuat berkaitan dengan masalah pembuluh darah, tekanan darah, sehingga memang ada beberapa kontra-indikasi misalnya ada obat kuat golongan nitrat yang bisa menurunkan tensi darah, harus hati-hati," kata dia seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/9).

Widi menyarankan, seorang pria yang mengalami gangguan ereksi sebaiknya tak langsung meminum obat kuat, tapi berkonsultasi dulu dengan dokter.

"Makanya pemberian obat ini harus bertemu dokter dulu, jadi enggak bisa langsung beli di apotek. Kalau beli di apotek pasti diminta resep," kata dia menjelaskan.

Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat adalah jenis kanker yang tumbuh dalam kelenjar prostat pada pria, yang berperan dalam pembentukan cairan ejakulasi, dan biasanya menunjukkan gejala kesulitan buang air kecil.

Kanker prostat pada stadium awal seringkali tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun, kecurigaan akan meningkat jika muncul gejala seperti nyeri tulang, fraktur patologis (patah tulang akibat penyakit), atau penekanan pada sumsum tulang.

Berbicara faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat meliputi usia yang semakin tua karena biasanya penyakit ini lebih sering didiagnosis setelah usia 50 tahun, riwayat keluarga serta kondisi obesitas.

Selain itu, diet dan gaya hidup berperan dalam risiko ini. Diet yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Editor


Komentar
Banner
Banner