Kasus Obesitas

Pola Makan Tak Sehat, 1.440 Balita di Bekasi Terindikasi Obesitas

Dinas Kesehatan Kabupate Bekasi melaporkan sebanyak 1.440 anak berusia bawah lima tahun (balita) terindikasi mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Featured-Image
Ibunda Muhammad Kenzi Alfaro (16 bulan) Pitriah mengajak balita berbobot 27 kilogram itu bermain menggunakan kereta dorong di lingkungan tempat tinggalnya yakni Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Dinas Kesehatan Kabupate Bekasi melaporkan sebanyak 1.440 anak berusia bawah lima tahun (balita) terindikasi mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriadinata menerangkan Temuan tersebut dilakukan hingga pertengahan 2023.

Hal itu menegaskan obesitas menjadi salah satu persoalan gizi selain gizi buruk atau stunting yang menjadi perhatian Pemkab Bekasi.

Persoalan obesitas, kata Supriadinata, dipicu karena pola makan yang tidak sesuai dengan anjuran kesehatan di antara seperti makanan yang tidak sehat, porsi berlebih, faktor genetik, hingga konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori dengan rendah nutrisi tanpa diikuti aktivitas fisik yang cukup.

Baca Juga: Heroik! Damkar Jaktim Evakuasi Jenazah Obesitas

Untuk menjaga pola makan sehat, peran orang tua juga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya obesitas. Terlebih sebagian besar kawasan urban, khususnya di Kabupaten Bekasi mayoritas orang tua sebagai pekerja.

"Bapak dan ibunya pergi pagi dan pulang malam, sementara bayinya diasuh orang lain. Bisa jadi, agar diam si bayi dikasih makanan minuman manis secara terus-menerus hingga memicu obesitas," katanya seperti dilansir Antara, Sabtu (2/7).

Faktor Internal

Supriadinata menyatakan, obesitas pada balita juga bisa disebabkan faktor internal, yakni keturunan atau kelainan genetik meski kecenderungan faktor ini relatif lebih kecil dibandingkan pengaruh lingkungan luar, yakni pola makan tidak sehat dan berlebihan.

"Mengacu teori klasik H.L. Bloom, penyakit yang ditimbulkan akibat faktor genetik peluangnya cenderung lebih kecil hanya 10 persen," ucapnya.

Baca Juga: Direktur BPJS Kesehatan: Pemulihan Obesitas Fajri Ditanggung JKN!

Pihaknya menghimbau masyarakat melakukan upaya pencegahan obesitas. Selain menerapkan pola makan sehat dan seimbang, berat badan dan panjang atau tinggi badan balita juga harus dipantau secara berkala di Posyandu.

"Pemerintah juga rutin melakukan Bulan Penimbangan Balita dari Februari-Agustus sekaligus pemberian Vitamin A," katanya.

2 Kecamatan Bebas Obesitas

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Masrikoh mengatakan dari total 1.440 balita obesitas, 275 di antaranya bahkan masih berusia di bawah dua tahun (0-23 bulan).

Dari 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi tercatat hanya dua kecamatan yang saat ini terbebas dari masalah obesitas pada balita yakni Kecamatan Pebayuran dan Cabangbungin.

Sementara dua wilayah tertinggi angka obesitas pada balita berdasarkan cakupan masing-masing puskesmas yakni wilayah Kelurahan Wanasari di Kecamatan Cibitung dengan 195 kasus dan Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara dengan 106 kasus.

Baca Juga: Penderita Obesitas Tangerang Alami Gangguan Mobilitas

Pihaknya memberikan penyuluhan secara berkelanjutan kepada masyarakat terkait penerapan pola hidup sehat dengan memberikan asupan makanan bergizi untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan balita agar tumbuh sehat sesuai usia dan berat badan.

Masrikoh juga memberikan kiat khusus kepada para ibu agar menerapkan inisiasi menyusu dini, memberikan ASI eksklusif sampai usia enam bulan dan melanjutkan pemberian ASI hingga usia dua tahun.

"Kami juga kontinyu memberikan makanan bayi dan anak sesuai kelompok umur serta tummy time untuk bayi yang belum bisa merangkak sebagai usaha aktivitas fisik. Upaya-upaya tersebut untuk mencegah bayi dan balita mengalami obesitas," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner