bakabar.com, BANJARBARU - Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak terjadi di daerah lain disebut tak terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Meski ada ratusan pekerja di Kalsel yang kena PHK selama 2022, tapi jumlah itu diklaim masih sebanding dengan partisipasi angkatan kerja di Banua yang juga naik.
"Dari data BPS itu angka pengangguran di Kalsel juga sudah mulai berkurang, dan angkatan kerja juga membaik," ungkap Kadisnakertrans Kalsel, Irfan Sayuti, Sabtu (10/12).
Selama ini kata dia, dalam laporan yang disampaikan ke pemprov semua pemutusan kerja dilaporkan sebagai PHK.
Namun pada dasarnya ujar Irfan, bisa saja karena proyek yang memang sudah selesai oleh kontraktor atau pengunduran diri oleh karyawan.
"Tapi yang dilaporkan ke kita disebut sebagai PHK, sebenarnya bukan PHK dengan paksaan seperti itu," imbuhnya.
Saat ini laporan PHK katanya memang ada, namun tidak ada yang mengalami masalah. "Dari kabupaten/kota sudah melaporkan ke kami," tambahnya.
Masih banyaknya PHK kata Irfan lantaran dampak pandemi Covid-19 di dua tahun ini. Namun juga banyak yang sudah kembali bekerja, hanya saja tak melapor ke disnakertrans.
Menurutnya, banyak laporan masuk ketika terjadi PHK, tapi ketika sudah kembali bekerja tidak ada lagi melapor. "Sebagian yang kena PHK juga ada yang berwirausaha dan berbisnis," tutut dia.
Begitu juga dengan PHK masal papar Irfan, hingga kini tidak ada terjadi di Banua. "Kalau di daerah lain mungkin ada, tapi di Kalsel saat ini tidak ada," tandasnya.
Kabid Hubungan Industrial Disnakertrans Kalsel, Muzalifah mengatakan, saat ini tak terjadi peningkatan kasus PHK di Banua, termasuk di Banjarmasin yang sebelumnya sempat muncul isu tersebut.
"Tidak ada kenaikan PHK di Kalsel," singkatnya.