bakabar.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menilai berkurangnya petani muda dikarenakan tidak banyak anak muda yang berminat menekuni sektor pertanian di bagian hulu.
Sementara itu, kata Anies, di bagian hilir anak muda berbondong-bondong membuka kafe dan restoran yang notabene di sektor pangan jadi. Bagian hilir, selama ini dinilai lebih prospektif dibandingkan bagian hulu pertanian.
“Tapi di hulu prospek usaha tidak baik maka tidak banyak yang mau ke situ. Selama di situ tidak menguntungkan dan tidak memberikan kesempatan anak muda untuk tumbuh maka tidak ada anak muda yang masuk ke sektor pertanian,” ujarnya di Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Kamis (11/1).
Baca Juga: Anies Gaungkan Satu Perekonomian di Hadapan Pengusaha Kadin
Mensiasati itu, kata Anies, pertama pihaknya akan meningkatkan produktivitas pertanian dengan menyediakan pupuk dan benih dengan mudah dan murah.
“Masalah petani pertama pupuk, kedua pupuk, ketiga juga pupuk,” ungkapnya.
Kedua, dengan luasan lahan yang kecil, Anies ingin melakukan koorperatif farming. Yakni mengerjakan satu wilayah kegiatan koperasi. Dengan begitu, luasan lahan sawah yang digarap menjadi lebih luas.
“Akibatnya, produktivitas meningkat karena dikerjakan dalam satu kesatuan,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Baca Juga: Blusukan ke Pasar Segiri Samarinda, Anies Janjikan 'Bansos Plus'
Sedangkan yang ketiga, perlunya keseriusan memperbaiki sistem irigasi yang selama membuat petani mengalami kesulitan air. Kondisi tersebut membuat munculnya usaha persewaan pompa, namun tidak membereskan saluran irigasi.
“Sudah 25 tahun lebih tidak diseriusi,” ungkapnya.
Adapun yang keempat, perlunya melakukan modernisasi di sektor pertanian. Ini secara tidak langsung akan memperbaiki rantai pasok menjadi lebih efisien.
Sedangkan terakhir, kelima perlu diadakan contract farming untuk hasil pangan yang diproduksi petani. Hal ini pernah dilakukannya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dengan melibatkan BUMD Pemprov yang bekerja sama dengan Gapoktan di sentra-sentra pangan.
Baca Juga: Reaksi Anies Diajak Ganjar Keroyok Prabowo di Putaran 2
Petani lalu dibuatkan kontrak per lima tahun untuk mendapatkan kepastian harga jual gabah. Di sisi lain, pemprov DKI Jakarta mendapatkan kepastian pasokan beras dari petani.
“Ketika itu dikerjakan kami optimis bahwa ini dalam jangka pendek dan menengah akan memperbaiki tata niaga yang ada,” jelasnya.
Anies memprediksi pada 2045 mendatang diperkirakan sebanyak 73 persen orang akan memilih tinggal di perkotaan. Karena itu, penting untuk memikirkan secara serius tata niaga ketika jumlah orang yang tinggal di desa semakin berkurang.
“Makanya moderanisasi diperlukan dan perbaikan tata niaga, kooperatif farming dan contract farming diperlukan sehingga desa menjadi suplaier,” jelasnya.