bakabar.com, KANDANGAN - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Endri akan merumuskan masalah terkait keluhan para petani tentang biaya produksi sektor pertanian yang semakin mahal, Kamis (21/11).
Pj Bupati Endri mengatakan, ada sejumlah solusi dari pemerintah daerah dan masukan oleh petani milenial untuk mengantisipasi biaya produksi yang masih mahal.
"Tentunya masalah ini harus ada intervensi dari pemerintah, baik masalah pembelian hasil panen dan lainnya," kata Endri.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS melalui Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan akan membahas masalah tersebut sehingga keluhan para petani bisa teratasi.
Pj Bupati Endri melanjutkan, pola pikir sekarang harus berubah yang dulunya hanya fokus produksi hasil berubah menjadi hilirisasi industri bidang pertanian dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi hasil panen.
"Contohnya seperti cabai dibuat kembali menjadi bubuk cabai kering. Jika kita bisa mengolah lagi hasil panen, suatu saat investor akan datang," terangnya.
Kegiatan audiensi dan ramah tamah Pj Bupati HSS bersama masyarakat binaan Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, dan Dinas Ketahanan Pangan ini digelar di Pendopo Kabupaten setempat.
"Ini langkah pemerintah daerah dalam merealisasikan program Presiden Prabowo Subianto pada sektor ketahanan pangan nasional," ucap Pj Bupati Endri.
Sementara itu, salah satu petani milenial di Kecamatan Daha Barat menyampaikan keluh kesah bahwa biaya produksi dengan hasil panen kurang memadai atau mahal.
"Biaya produksi dengan hasil 50:50 atau kurang memadai. Pada musim kemarau kemarin kami membawa alat panen dari kabupaten tetangga dengan biaya 1 karung harga upah 30 ribu," keluh Sarbini.
Untungnya, petani milenial yang tergabung dalam kelompok tani ini telah menerima mesin pompa air dan alat perontok padi dari Pemkab HSS.
"Kami para petani berharap ada solusi dari pemerintah untuk memangkas biaya produksi," imbuh Sarbini.
Diketahui, luas panen di wilayah Kabupaten HSS tahun 2022 seluas 28.868 hektar dan 2023 ada 30.601. Sementara untuk produksi/ton mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebesar 136.430 dan 2023 menjadi 142.876 hektar.