bakabar.com, BANJARMASIN - Pemilu legislatif 2024 di Kalsel bakal berlangsung sengit. Selain eks jenderal, sejumlah anak elite politik ikut bertarung merebut kursi wakil rakyat.
Mereka akan bertarung merebut kursi legislatif baik di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga RI.
Mereka rata-rata merupakan wajah baru. Meski demikian, figur di belakang mereka tak main-main. Orang tua mereka pejabat. Setingkat gubernur, bupati hingga anggota DPR RI.
Baca Juga: KPU Siapkan 1,2 Miliar Surat Suara untuk Pemilu 2024
Nama besar itu jadi pertaruhan mereka agar dapat meraih suara hingga terpilih. Sebut saja Sandi Fitrian Noor, anak dari Ketua DPD Partai Golkar sekaligus Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor.
Mengendarai partai berlambang pohon beringin, Sandi dipasang nomor urut 2 di Pileg DPR RI untuk dapil Kalsel 1.
Selain Sandi, ada pula Karmila Muhidin. Anak Ketua DPW PAN sekaligus Wakil Gubernur Kalsel yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kalsel.
Baca Juga: Top! 2024 Bakal Ada Taksi Terbang di IKN
Di Pileg 2024 ini Karmila tak lagi mengincar kursi di daerah. Dia memilih berebut kursi di Senayan alias DPR RI.
Menariknya, Karmila yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kalsel itu, di daftar calon sementara (DCS) yang diumumkan KPU RI, dipasang bukan nomor urut 1. Dia di nomor urut 4 untuk Dapil Kalsel 2.
Adapula anak Bupati Tabalong, Halida Noviasari. Bergabung di Partai Golkar, Halida mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kalsel di dapil 5. HSU, Tabalong, dan Balangan.
Baca Juga: Demokrat Bakal Tambal Suara Prabowo di Pilpres 2024
Seakan tak mau kalah, Hasnuryadi pun mendorongkan anaknya menjadi wakil rakyat seperti dirinya. Dia adalah Muhammad Firman Didaputra Hasnuryadi. Dida merajut asa dengan maju di DPRD Kota Banjarmasin.
Dida bertarung di Dapil Banjarmasin 1. Wilayahnya Banjarmasin Tengah. Manajer PS Barito Putera itu bahkan dipasang di nomor urut 1.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisip) ULM, Samahuddin Muharam menilai ramainya anak penguasa atau pejabat yang maju di Pileg sebab adanya momentum politik yang mengharuskan maju.
Baca Juga: AHY Minta Prabowo Usung Visi Perubahan di Pilpres 2024
Apalagi, secara politik elektoral, menguntungkan para pendatang baru dari anak penguasa ini.
“Dengan momentum itu maka banyak anak pejabat, keluarga, maupun koleganya berkesempatan untuk menjadi Caleg. Dan itu terjadi di mana-mana secara politik elektoral,” ujar, Rabu (20/9).
Di sisi lain, dengan momentum politik elektoral tersebut, maka para anak bos ini harus didorong maju berkontestasi.
Baca Juga: SBY Bakal Turun Gunung Menangkan Prabowo di Pilpres 2024
“Kesempatan tidak datang berulang kali, sehingga momentum itu harus dimanfaatkan secara politik,” sebutnya.
Berbicara kemampuan bersaing dengan calon lain, mantan Ketua KPU Kalsel itu menambahkan, semua ada prosesnya, tergantung masyarakat yang akan memilih.
“Tinggal bagaimana membangun komunikasi politik dengan masyarakat,” imbuhnya.
Baca Juga: Temui Gibran di Solo, Gus Miftah Tak Sepakat Istilah Dinasti Politik
Sementara itu, Dosen Fisip ULM lain, Mahyuni mengungkapkan bahwa para pendatang baru ini sudah memiliki modal. Baik politik maupun finansial. Ini menguntungkan bagi mereka.
“Tak bisa dipungkiri, para anak politikus ini sudah punya modal,” kata Mahyuni.
Perihal ramainya anak para politikus ini turut terjun ke politik, Mahyuni menganggap hal wajar, terlebih tak ada larangan bagi siapapun untuk berpolitik.
Baca Juga: Minta Perpanjang Masa Jabatan, Kades Langgengkan Dinasti Politik
“Meski dapat dikatakan ini dinasti politik, namun kita tak bisa melarang hak politik seseorang,” jelas mantan Ketua Bawaslu Kalsel itu.
Lantas apakah mereka ini mempunyai kemampuan politik? Mahyuni bilang itu belum bisa dijawab sekarang. Sebab belum diukur. Berbeda halnya dengan yang sudah memiliki rekam jejak.
"Itu baru bisa diukur nanti setelah mereka terpilih. Di sini masyarakat bisa menilai, apakah menguntungkan atau tidak dari latar belakang orang tuanya, atau trah keluarganya,” pungkasnya.
Baca Juga: Menakar Peluang Dua Mantan Kapolda Kalsel Berebut Kursi DPR RI Usai Masuk DCS KPU
Sementara itu, masuk daftar calon sementara (DCS) KPU, dua mantan Kapolda Kalsel bakal bertarung merebut kursi DPR RI pada Pemilihan Legislatif 2024 nanti.
Mereka adalah Irjen Pol (Purn) Mahfud Arifin dan Rikwanto. Mahfud lewat NasDem, sementara Rikwanto melalui Golkar. Keduanya bertarung di Dapil Kalsel II.
Dapil Kalsel II sendiri meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru. Ada enam kursi yang tersedia di Senayan nanti.