bakabar.com, SOLO - Ulama ternama sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Gus Miftah merasa tak sepakat dengan adanya istilah dinasti politik yang melekat pada diri Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Dirinya menilai masalah jabatan yang melekat pada seseorang sudah ditakdirkan.
"Saya paling gak sepakat dengan bahasa istilah dinasti. Kembali masalah jabat, kembali masalah lauful mahfudz. Kayak ke depan Mas Gibran mau jadi wali kota mau jadi gubernur. Bahkan lebih dari itu sudah ada di lauful mahfudz," katanya usai bertemu Gibran di Balaikota Solo, Selasa, (18/7).
Baca Juga: Ngantor Pakai Jersey Persebaya, Gibran Bocorkan Asal-Usulnya
Gus Miftah menyebut dinasti politik mau dibicarakan seperti apa. Tidak akan bisa jika tanpa seizin Tuhan.
"Kita mau ngomong dinasti kayak apa. Kalau Allah gak mengizinkan juga gak bisakan begitu," sambungnya.
Gus Miftah kemudian menilai Gibran sebagai sosok yang ramah dan sederhana. Seperti salah satu sifat Nabi Muhammad.
Baca Juga: Terima Aduan Dugaan Korupsi UNS, Gibran: Langsung Saja ke Presiden!
"Dari sisi itu ya kita melihat mas Gibran itu sederhana banget. Anak presiden penampilan biasa saja. Bahkan orang Solo kaos Persebaya. Ga nampak kemewahan anak presiden yang jadi wali kota dan sebagainya," paparnya memuji Gibran.
Gus Miftah kembali menegaskan bahwa sosok profil Gibran sosok yang sederhana.
"Sepatunya saja masih mahal sepatu saya," tandasnya sambil tertawa.