bakabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meyakini penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) Amerika Serikat pada 10 Maret lalu tidak akan berdampak ke perbankan Indonesia.
"Sampai hari ini kita tidak melihat ada tanda-tanda yang mempunyai impact (dampak) karena kelihatan modal atau capital bank-bank kita juga bagus sekali," katanya dalam Indonesia Leading Economic Forum 2023 "Strengthening the Economic Climate Amid the Global Polycrisis Era" di Jakarta, Selasa (14/3).
Kendati demikian Luhut meminta agar semua pihak tetap berhati-hati menghadapi situasi yang ada.
"Seperti yang saya singgung tadi kita harus super hati-hati menghadapi ini, nggak boleh kita juga jumawa," katanya.
Baca Juga: Penutupan SVB, OJK: Tidak Berdampak Langsung ke Bank di Indonesia
Luhut bahkan menyebut Rasio Kecukupan Likuiditas atau Liquidity Coverage Ratio (LCR) Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju. LCR Indonesia masih sangat tinggi yakni 234, jauh di atas AS 148, Jepang 135, China 132 hingga Eropa 120.
"Indonesia sebenarnya masih sangat tinggi sekaki, tapi bicara krisis seperti ini kita tentu harus hati-hati," katanya.
Luhut menyebut kolapsnya SVB dan Signature Bank merupakan sesuatu yang bisa terjadi di mana saja tanpa ada yang memperkirakan. Bagi Indonesia, meski belum ada tanda-tanda indikasi hal tersebut, semua pihak harus tetap berhati-hati.
"Tapi saya senang pemerintah Indonesia bekerja dengan hati-hati untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut di masa depan terkait isu Silicon Valley Bank," katanya.
Baca Juga: Kejatuhan Silicon Valley Bank Selimuti Perdagangan Saham IHSG
Sebelumnya Regulator Perbankan California menutup SVB Financial untuk melindungi simpanan nasabah dalam kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan AS. Krisis modal di SVB telah menekan saham bank-bank secara global.
ââAdapun, Signature Bank yang berbasis di New York, ditutup pada Minggu karena ketakutan kegagalan sistemik yang serupa dengan SVB, telah menjadi sumber pendanaan yang populer untuk perusahaan mata uang kripto.