bakabar.com, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan pemerintah terus mendorong kemajuan pengembangan Manyar Smelter Project, Jawa Timur. Hal itu sebagai upaya akselerasi hilirisasi industri atau menciptakan nilai tambah pada produk tambang.
Menurut Jerry, selain dapat mendongkrak nilai jual komoditas, hilirisasi membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan peluang usaha di dalam negeri.
"Pemerintah mengapresiasi dan terus mendorong proses pembangunan Manyar Smelter Project milik PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai upaya akselerasi hilirisasi industri atau menciptakan nilai tambah pada produk tambang," ujar Jerry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (3/2).
Strategi mengekspor barang setengah jadi dan barang jadi diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Pemerintah Belum Putuskan Nasib Freeport Soal Smelter
Untuk itu, pemasangan tiang pancang sejumlah 18 ribu di area jantung smelter sudah selesai seluruhnya. Hingga Desember 2022, kemajuan fisik secara kumulatif total proyek 51,7 persen dengan total serapan biaya berkisar Rp25 triliun.
"Adapun tenaga kerja terserap 11 ribu pekerja di mana 98 persennya adalah tenaga kerja Indonesia dan separuhnya berasal dari Jawa Timur," ungkapnya.
Senada, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto mengapresiasi kemajuan pembangunan smelter sebagai capaian luar biasa. Menurutnya, hal ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain.
"Kemajuan pembangunan Smelter Manyar Project PTFI luar biasa. Pemerintah optimistis bahwa konstruksi akan rampung tepat waktu pada Desember 2023," terang Airlangga.
Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor Bauksit Juni 2023, ESDM: Freeport Tak Terkecuali
Airlangga melanjutkan, smelter perlu melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasi penuh layaknya pabrik-pabrik lain. Kedua tahap akan ditempuh untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan berlangsung sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024.
Selain fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, smelter Manyar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti precious metal refinery (PMR). PMR berfungsi mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak.
"Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas/tahun," jelas Airlangga.
Baca Juga: Di PT Freeport Indonesia Jokowi Luncurkan Teknologi 5G Mining Pertama di Asia Tenggara
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan pembangunan Manyar Smelter Project hingga akhir tahun lalu telah menghabiskan biaya investasi sebesar 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp25 triliun. Angka itu berasal dari nilai total investasi 3 miliar dolar AS atau setara Rp45 triliun rupiah.
Smelter dengan desain single-line terbesar di dunia tersebut akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt).
"Selanjutnya, menghasilkan katoda tembaga hingga 600 ribu ton/tahun," pungkasnya.