Pemilu 2024

Bela Gibran, Sekjen PAN Jawab Kritik Soal Kebijakan Hilirisasi

Sekjen PAN Eddy Soeparno merespons kritik berbagai pihak yang mempermasalahkan kebijakan hilirisasi Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan program Presiden Jokowi.

Featured-Image
Sekjen PAN Eddy Soeparno saat hadir dalam konsolidasi masa PAN di Papua. Foto: Sekjen PAN.

bakabar.com, JAKARTA - Sekjen PAN Eddy Soeparno merespons kritik berbagai pihak yang mempermasalahkan kebijakan hilirisasi Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan program Presiden Jokowi.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran ini menolak tegas istilah hilirisasi ugal-ugalan yang disampaikan pasangan calon lain. Baginya hilirisasi memng dibutuhkan untuk mendukung kemajuan industri.

"Saya tidak melihat adanya konteks ugal-ugalan di sini, sebenarnya apa yang dilakukan Pak Jokowi dan akan diteruskan Pak Prabowo dan Mas Gibran nanti kedepannya adalah untuk melanjutkan hilirisasi yang saat ini masih di tahap Smelter," kata Eddy saat menghadiri konsolidasi PAN di Papua dan Papua Barat, Rabu (23/1).

Baca Juga: Curhat Ditertawakan saat Bahas Hilirisasi, Gibran: Itu Penting!

Pimpinan Komisi VII DPR RI ini menegaskan Smelter merupakan langkah awal untuk kita menciptakan industri antara seperti precursor menuju baterai nikel dan kemudian menuju mobil listrik.

"Hilirisasi sampai dengan produk hantaran apalagi pada produk akhir pada end product itu sampai sekarang masih belum ada di Indonesia dan itu tidak hanya di industri smelter saja tidak hanya di industri nikel saja, tetapi di berbagai industri yang ada, sehingga banyak nilai tambah," lanjutnya.

Eddy menjelaskan tahapan precursor ini sekarang sudah ada proses pembangunan pabriknya, dilakukan sekarang ini oleh Vale di Indonesia, dan perusahaan-perusahaan lainnya.

Baca Juga: Capres-Cawapres Perlu Kantongi Konsep Hilirisasi Berkelanjutan

"Jadi proses hilirisasi tahap kedua tahap ketiga dan lainnya sedang berjalan. Karena itu tidak bisa proses berjalan inj dikatakan ugal-ugalan apalagi tidak terstruktur atau dibilang tidak ada sistematikanya

Eddy menegaskan proses kebijakan hilirisasi terencana dengan baik dan sudah melalui tahapan yang seharusnya dilalui

Hilirisasi ini terencana dengan baik dan memag harus bertahap. Tidak bisa langsung loncat dari sesuatu yang tidak kita miliki kepada sesuatu yang kemudian kita harapkan bisa langsung menciptakan produk hilir. Bagaimanapun harus ada produk antaranya dulu," ungkap Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat III Kota Bogor dan Cianjur.

Eddy juga menolak anggapan berbagai pihak yang mengatakan hilirisasi menyebabkan over supply Nikel di pasar dunia.

"Over supply nikel itu yang saat ini terjadi di dunia itu bukan karena kita mengekspor terlalu banyak ya, ekspor kita itu terserap dengan baik di luar negeri, masalahnya memang saat ini mengalami pelemahan, pelemahan secara global, global demandnya itu agak melemah," jelasnya.

Baca Juga: Dorong UMKM Naik Kelas, Prabowo: Hilirisasi!

Eddy melanjutkan, Prabowo-Gibran sudah berkomitmen bahwa ketahanan nikel di indonesia itu harus kita perkuat.

Saat ini pak Prabowo dan mas Gibran juga sudah mengatakan kita harus moratorium dulu smelter nikel. Karena kalau kita tidak melakukan moratorium nanti pada saat kita menguasai pembuatan produksi baterai lima sepuluh tahun yang akan datang nikelnya sudah habis. Ini berbahaya,"

"Saya tegaskan lagi bahwa tidak benar over supply dari Indonesia yang membuat harga Nikel jatuh. Kira meminta supaya proses pemberian izin smelter itu kita stop dulu," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner