bakabar.com, JEMBER - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan provinsi yang dipimpinnya saat ini telah memiliki PLTS (SHS dan atap) dengan total kapasitas terpasang sebesar 68,41 MW.
Sedangkan pemanfaatan EBT di Jawa Timur sebesar 1.868 MW dengan capaian Bauran EBT pada tahun 2022 sebesar 9,36 persen lebih dari target yang ditetapkan dalam RUED sebesar 6,50 persen.
"Ini salah satu proses mewujudkan net zero emission, karena sesungguhnya belum masuk pada blue energy dan blue economy," kata Khofifah di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (6/12).
Baca Juga: IESR Bongkar Penyebab Rendahnya Penetrasi PLTS Atap
Tidak hanya itu, Khofifah juga meresmikan pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap berkapasitas 10.000 Watt Peak (Wp) di Padepokan Arum Sabil.
Kemudian 5.000 wp diberikan untuk Pondok Pesantren Al Mubarok, Kabupaten Jember, dan 5.000 wp untuk Pondok Pesantren Tahfidz Modern Sulaimaniyah, Kabupaten Lumajang.
Khofifah menerangkan PLTS merupakan masa depan Indonesia agar lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Meski begitu, Indonesia masih menghadapi tantangan seperti mencapai ekonomi hijau.
"Baru pada tahap selanjutnya bisa ke arah zero waste untuk mencapai blue economy," jelasnya.
Baca Juga: 3 Catatan IESR Usai Jokowi Resmikan PLTS Cirata
Baca Juga: Menteri ESDM Sentil PLN soal Hambatan PLTS Atap di Daerah
Sementara itu, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian, Pedesaan Swadaya, Tharuna Bumi Arum Sabil mengatakan, pihaknya melakukan uji coba menggunakan PLTS untuk kebutuhan listrik teknologi pengairan tanaman jeruk sejak 2 tahun terakhir dengan kapasitas 600 Watt.
"Kami sebenarnya, 2-3 tahun lalu melakukan secara mandiri hanya 600 watt," kata Arum.
Kini pihaknya mendapatkan bantuan dari Pemprov Jatim untuk pengembangan PLTS sebesar 10 ribu Watt. Dengan daya 600 watt, pihaknya sudah bisa menggerakkan teknologi pengairan tanaman jeruk seluas 1 hektar.
Baca Juga: Genjot Bauran EBT, CELIOS: Jangan Berhenti di Peresmian PLTS Cirata!
Dari luasan tersebut terdapat 400 tanaman jeruk dan membutuhkan air 2 juta liter setiap melakukan pengairan tanaman.
Namun lewat teknologi irigasi tetes, pihaknya bisa menghemat menjadi 8.000 liter untuk mengairi 400 tanaman jeruk. Teknologi tersebut selanjutnya akan digerakkan menggunakan energi terbarukan PLTS.
"Bantuan ini jadi tempat belajar, secara teknologi akan kami kembangkan dan pelajari," katanya.