Borneo Hits

Koperasi Merah Putih dan Rencana PLTS, Akademisi Nilai Desa di Tapin Berpeluang Menjadi Mandiri

Kehadiran Koperasi Merah Putih di Kabupaten Tapin dinilai membawa angin segar bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa sekaligus mengurangi angka pengangguran.

Featured-Image
Direktur Politeknik Islam Syekh Salman Al-Farisi, DrH. Hamdi BN, SE, MM. Foto: Istimewa

bakabar.com, RANTAU - Kehadiran Koperasi Merah Putih di Tapin dinilai membawa angin segar bagi peningkatan ekonomi masyarakat desa, sekaligus mengurangi angka pengangguran.

Pandangan itu disampaikan Direktur Politeknik Islam Syekh Salman Al-Farisi, Dr H Hamdi, ketika dimintai keterangan melalui WhatsApp, Senin (8/9).

Hamdi menyebut koperasi tersebut memiliki cakupan wilayah yang jelas di tingkat desa dengan bidang usaha yang terarah. Hal ini memungkinkan pemberdayaan masyarakat desa berjalan lebih optimal.

“InsyaAllah dampak Koperasi Merah Putih positif untuk Tapin. Koperasi ini berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekaligus membuka lapangan kerja baru,” ungkapnya.

Selain soal koperasi, Hamdi juga menyoroti rencana pemerintah pusat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung koperasi desa (Kopdes).

Program ini dinilai sangat tepat sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan listrik, terutama di daerah yang minim pasokan, "Tentunya bisa menjadi solusi keterbatasan listrik," papar Hamdi yang juga Tenaga Ahli dan Staf Khusus Bupati Tapin.

Namun demikian, Hamdi mengingatkan sejumlah potensi risiko yang perlu diantisipasi sejak awal. Mulai dari kerusakan fisik akibat cuaca ekstrem seperti badai, angin kencang, hujan es, dan sambaran petir, hingga ancaman pencurian maupun vandalisme panel surya.

"Gangguan listrik yang merusak peralatan, bahkan risiko kebakaran akibat kesalahan instalasi juga patut diperhitungkan. Untuk PLTS terapung, terdapat potensi pencemaran air akibat korosi material dan gangguan terhadap ekosistem maupun aktivitas masyarakat lokal," tukas Hamdi.

Adapun sebagai solusi, Hamdi menegaskan persiapan matang dari sisi perencanaan, teknologi, hingga keamanan.

"Mitigasi risiko harus dilakukan sejak awal. Mulai dari desain struktur yang tahan cuaca ekstrem, sistem keamanan untuk mencegah pencurian, hingga standar instalasi yang memenuhi kaidah keselamatan," paparnya.

Khusus PLTS terapung, aspek pengawasan lingkungan menjadi hal penting agar tidak menimbulkan kerusakan ekosistem atau mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.

"Kalau dirancang dengan baik, koperasi dan PLTS ini bisa menjadi jalan bagi Tapin menuju desa mandiri dan sejahtera," pungkas Hamdi.

Editor


Komentar
Banner
Banner