bakabar.com, JAKARTA - Centre of Reform on Economics (CORE) menilai pemerintah Indonesia menunjukan sikap inkonsisten mengenai perencanaan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ini terlihat dengan masih sepinya keseriusan investor asing untuk menanamkan modal di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pasalnya, sikap pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menghentikan mengajak investor asing. Belakangan, Presiden Joko Widodo justru menghadiri APEC CEO Submit 2023 yang berlangsung di San Fransisco, Amerika Serikat pada 14-16 November 2023.
"Saya pikir ini yang memberikan mix signal pada investor yang bisa jadi mengurangi keyakinan investor asing ya terutama terhadap sikap pemerintah," kata Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal kepada bakabar.com, Rabu (22/11).
Baca Juga: OIKN Tepis Anggapan IKN Tak Laku di Mata Investor Asing
Baca Juga: Menteri Zulhas Ajak Pengusaha AS Berinvestasi di IKN
Buntut dari ketidakjelasan itu yang akhirnya melahirkan ketidakpastiaan. Padahal kata dia, IKN dengan konsep greenfield tidak mudah untuk mendapatkan modal. Padahal, untuk mendapatkan investasi di lahan baru seperti IKN berbeda dengan mengundang investor di sektor yang sudah lebih jelas pasarnya.
Faisal mencontohkan sektor yang memiliki pangsa pasar tetap di antaranya seperti sektor industri makanan dan minuman. Sebab, sektor tersebut sangat berkaitan dengan kebutuhan dasar.
Selain itu, investor juga akan mempertimbangkan modal pada satu proyek dengan mempertimbangkan visibilitas secara finansial saat menanamkan modalnya ke IKN Nusantara.
"Mereka (investor) tentu mengharapkan dari pada tingkat pengembalian modal yang mereka tanamkan," katanya kepada bakabar.com.
Baca Juga: PUPR: Dukungan Pembangunan Infrastruktur Dasar IKN Capai Rp60,99 Triliun
Di sampimg itu, kata Faisal, IKN Nusantara juga belum bisa menjamim manfaat jangka panjang kepada investor yang akan menyuntikan dananya. Dalam hal ini terkait tingkat pembangunan serta kecepatan pembangunan.
"Ini tidak mudah untuk menarik investor ke proyek-proyek yang tingkat pengembalian keuntungannya ini dalam jangka panjang. Banyak faktor yang harus diperhatikan," jelasnya.
Kemudian juga terkait sejauh mana konsistensi kebijakan tersebut diterapkan. Sebab, membangun sebuah kota di IKN Nusantara tidak bisa dilakukan dalam waktu jangka pendek. Melainkan juga bisa mencapai puluhan tahun.
Baca Juga: Anies Kritik IKN: Tujuan dan Langkah yang Dikerjakan Gak Nyambung
"Terutama setelah pilpres. Kemudian bagaimana juga nanti progres pengembangannya. Siapa saja yang terlibat dalam pembangunannya, termasuk ada tidak mitra lokal dan lain lainnya," katanya.
Di sisi lain, kata dia, rencana yang lebih strategis dan meyakinkan bagi investor juga perlu dirancang ulang. Karena, semakin banyak infrastruktur dan komponen yang dibangun, akan lebih menarik dan lebih pasti.
"Itu yang membuat investor akan menjadi semakin yakin," pungkasnya.
Baca Juga: OIKN Proyeksikan Sepanjang 2023 Nilai Investasi Tembus Rp45 Triliun
Diketahui, hingga per November 2023 jumlah investor yang sudah menyerahkan surat pernyataan minat (Letter of Intent/LoI) sebanyak 305 dari seluruh dunia.
Dari total LoI yang dikantongi OIKN, sebaran berdasarkan negara didominasi dari Indonesia yakni 172. Sisanya sebanyak 133 LoI berasal dari luar negeri seperti Singapura 27, Jepang 25, Malaysia 19, China 19, Korsel 9.
Selain itu, di urutan selanjutnya ada Amerika Serikat 7, Finlandia 3, Spanyol 3, Abu Dhabi 2, Thailand 2, Jerman 2, Lainnya 18.