kecelakaan maut

Pelajar Barabai Dilindas Truk Semen di Hadapan Ibu, Siapa Paling Bertanggung Jawab?

Seorang pelajar asal Barabai Kabupaten HST meregang nyawa di hadapan ibunya sendiri setelah terlindas truk semen.

Featured-Image
ILUSTRASI Warga Pinang Habang menutup setengah badan jalan yang menurun diduga akibat maraknya lalu lalang truk bermuatan semen dari Tabalong, akhir tahun lalu. Foto: Dok.apahabar.com

Truk pengangkut semen serupa yang menabrak Yusuf umumnya berasal dari Tabalong, kabupaten tetangga HSU dan HST. Truk-truk itu mengangkut semen hasil produksi PT Conch di Haruai. 

Dari Haruai, truk yang umumnya memuat belasan ton semen atau melebihi batas maksimal (tonase) menuju Tanjung, ibu kota Tabalong. Lalu menuju Kelua selanjutnya Kabupaten Hulu Sungai Utara.  

Dari Tabalong, truk sedianya bisa langsung bertolak menuju Banjarmasin melalui Kabupaten Balangan. Namun guna mencapai ibu kota Kalsel, kini mereka terpaksa memutar dulu ke Kabupaten HSU imbas perbaikan Jembatan Paringin. 

Baca Juga: Sosok Sipil Pengemudi Mobil TNI Maut di Barabai

Intensitas lalu-lalang truk di Kabupaten HSU meningkat belakangan waktu. Akhir tahun lalu, misalnya sekelompok warga yang kesal melakukan 'sweeping' di Pinang Habang imbas menurunnya oprit jembatan. 

Siasat Pemkab HSU, Polres HSU dan PT Conch, mereka menyepakati jam edar truk demi menekan potensi kerusakan permukaan jalan menjadi hanya pada pukul 21.00 sampai pukul 05.00.  

Namun, praktiknya tak semudah membalikan telapak tangan. Seperti yang terjadi pada kasus Yusuf, truk pengangkut semen justru didapati melintas saat pagi hari atau di jam sibuk warga. Potensi kecelakaan pun terbuka lebar. 

Lalu apa yang sudah dilakukan kepolisian? Tak cuma penindakan, Jumadiono berkata pihaknya sudah melakukan patroli khusus dari malam sampai subuh hari.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Barabai, Mabes AD Jelaskan Soal Tumpukan Jeriken

"Tapi mereka selalu kucing-kucingan, seperti sudah punya mata-mata, tahu jika petugas berpatroli," ujar Jumadiono dihubungi terpisah.

Jumadiono mengakui tak mungkin semua wilayah HSU bisa dijaga. Apalagi dengan tingginya intensitas lalu-lalang truk semen. "Jumlah personel kami terbatas," ujarnya. 

Berkaca dari kasus kematian Yusuf, Jumadiono berjanji bakal lebih menggencarkan patroli khusus guna mengawasi jam edar truk.  

Sejauh ini petugas beruntung warga HSU terbilang proaktif melapor jika melihat truk beredar di luar jam operasional. "Ketika ada laporan masuk, pasti langsung kami kejar, maka jangan berhenti melapor," ujarnya. 

Lalu siapa yang paling pantas bertanggung jawab atas insiden truk semen serupa kematian Yusuf? Menurutnya, pemilik armada-lah yang paling pas bertanggung jawab. 

"Pokoknya yang melanggar jam edar, kami tindak dengan denda. Mengulangi lagi, kami tahan kendaraannya sampai selesai persidangan," pungkasnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner