bakabar.com, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal, menegaskan bahwa partai yang dipimmpinnya tidak akan berkoalisi di pemilu 2024. Hal tersebut dikarenakan kecewaan mereka kepada semua partai karena telah mengesahkan RUU Omnibus Cipta Kerja.
"Misi Partai kami yang paling utama adalah menolak RUU Omnibus Law (Cipta kerja) yang sudah disahkan, dan juga kami menolak RUU Omnibus Kesehatan, partai-partai di DPR telah mengasahkan UU Ciptaker, kami kecewa, kami tidak akan berkoalisi karena itu," ujar Said Iqbal saat Konsolidasi Partai Buruh di Jakarta, Sabtu (11/2).
Said juga mengatakan saat partai Buruh masih berfokus untuk meraih suara di pemilu legislatif nanti. Partai baru tersebut memiliki target lolos parliamentary threshold dengan meraih 7 juta suara atau sekitar 20 hingga 30 kursi di DPR.
"Untuk target di Pemilu 2024 mendatang, kita menargetkan bisa meraih 6 juta sampai 7 juta suara, bisa kita raih dari pekerja di Indonesia," katanya.
Baca Juga: Partai Buruh Tuntut Presiden Kembalikan Perppu UU Cipta Kerja Nomor 13 tahun 2003
Saiq Iqbal optimis target memperoleh 7 juta suara bisa diraih karena melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana jumlah pekerja di Indonesia berjumlah 56,4 juta jiwa.
"Partai kita itu sangat segmentatif untuk buruh, diantaranya petani, nelayan, pekerja rumah tangga, ASN, dll, jumlahnya 56,4 juta, saya yakin 7 juta suara bisa kita raih dari total angka itu," tambahnya.
Baca Juga: Gelar Aksi Solidaritas Pekerja Migran, Partai Buruh Tuntut Kesejahteraan ABK
Said Iqbal juga menambahkan Partai Buruh saat berbeda dengan Partai Buruh yang pernah ikut Pemilu 2009 lalu. Partai dengan khas warna orange sekarang merangkul sejumlah federasi dan organisasi pekerja yang ada di Indonesia.
"Hampir semua serikat buruh yang ada di Indonesia sekarang mendukung Partai Buruh. seperti serikat petani, dan beberapa organisasi buruh seperi FSPMI, KSBI juga telah menyatakan dukungannya," tegasnya.