bakabar.com, JAKARTA - FIFA dan Qatar ketat soal larangan penggunaan atribut yang identik dengan kampanye LGBT di Piala Dunia 2022. Pada laga Iran vs Amerika Serikat, Rabu (30/1) dini hari WIB, pihak keamanan stadion Al Thumama kembali mengusir seorang suporter karena menggunakan ban lengan pelangi.
Pendukung AS itu berada di tribun dan dengan bangga memamerkan ban lengan pelangi tersebut.
Mengutip CNN Indonesia, sejumlah media peliput Piala Dunia melaporkan banyak contoh aksesoris bertemakan pelangi yang disita selama turnamen. Aksesoris yang disita dari para suporter mulai dari topi, ban lengan, bendera, hingga gelang.
Seperti diketahui, Jerman, Inggris, dan Wales termasuk negara-negara yang memilih untuk tidak mengenakan ban lengan bertema pelangi OneLove di Qatar. Mereka diancam jika sang kapten timnas mengenakan ban pelangi, maka akan dikartu kuning sebelum laga dimulai.
Manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate ikut bersuara soal pembatasan ban pelangi tersebut.
"Kami ingin mendukung komunitas LGBTQ khususnya dan menyadari bahwa banyak dari orang-orang itu tidak ada di sini bersama kami, dan kami ingin mereka ada di sini bersama kami," ujarnya dikutip Mirror.
Kampanye LGBTQ+ terus bergaung selama gelaran Piala Dunia 2022 berlangsung di Qatar. Banyak tim negara-negara Barat yang kekeh mengkampanyekan dan membawa simbol dukungan terhadap kaum LGBTQ+ selama gelaran Piala Dunia berlangsung meski dilarang keras oleh tuan rumah.
Qatar secara terbuka memang melarang homoseksualitas di negaranya. Homoseksual diketahui masuk dalam kategori kriminal dengan ancaman penjara hingga tiga tahun di Qatar.
Oleh sebab itu, penyelenggara Piala Dunia 2022 pun melarang atribut yang terasosiasi dengan LGBT. Namun beberapa negara ngotot ingin mengenakan atribut LGBT seperti ban kapten.
