Industri Pertambangan

MIND ID Fokus Jadi 'Strategic Holding' Industri Pertambangan

Direktur Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa saat ini MIND ID fokus menjadi 'strategic holding' industri pertambangan.

Featured-Image
Tangkapan layar - Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI dipantau dari YouTube Komisi VII DPR RI, Senin (6/2). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Mining Industry Indonesia (MIND ID) Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa saat ini MIND ID fokus menjadi 'strategic holding' industri pertambangan.

MIND ID dan Inalum sebelumnya menjadi satu entitas. Melalui regulasi yang baru, MIND ID dipisahkan dari Inalum, sehingga saat ini MIND ID fokus menjadi strategic holding yang akan mengorkestrasi enam perusahaan operating company, yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, PT Timah Tbk, dan PT Vale Tbk.

Hendi dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/2) mengatakan langkah pemisahan MIND ID dan PT Inalum merupakan keputusan yang tepat melalui skema split-off, dan akan menjadikan kedua perusahaan tersebut fokus serta lebih profesional menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Langkah itu diharapkan dapat menciptakan sinergi dan efisiensi yang lebih optimal dalam penyusunan strategi serta pelaksanaan fungsi secara terfokus dan tidak tercampur dengan kegiatan operasional.

Baca Juga: Miris, Pulau Bunyu Kini Bernasib Ibarat 'Toilet' Tambang

"Selama ini, secara legal, PT MIND ID belum ada. Dengan hadirnya PP akhir tahun lalu, MIND sudah sah menjadi holding company dan PT Inalum bisa fokus kembali menjadi operating company. Manajemen MIND ID akan lebih fokus pada penyusunan strategi dan bukan operasional,” ungkap Hendi.

MIND ID di bawah kepemimpinan Hendi mencatatkan kinerja dan pertumbuhan yang baik serta memiliki rencana jangka pendek maupun menengah hingga panjang yang gemilang.

Sejalan dengan mandat pemerintah, MIND ID memiliki program kerja strategis, yakni meningkatkan pertumbuhan eksplorasi dan produksi secara agresif, meningkatkan daya saing biaya melalui digital, serta membangun aset hilirisasi berskala global.

Pentingnya Hilirisasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun beberapa kali dengan tegas menekankan pentingnya hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah.

Baca Juga: Tambang Adani di Bunyu Sebabkan Trauma Kolektif dan Berkurangnya Batas Negara

Oleh karena itu, MIND ID sebagai "holding" tambang di Indonesia memiliki peran sebagai kolaborator dan mendorong sinergi aliansi strategis untuk ekspansi bisnis baru hilirisasi serta pengembangan kapabilitas dan optimasi portofolio hilirisasi.

"MIND ID mendukung penuh pemerintah membuktikan bahwa Indonesia bisa jadi tuan rumah untuk industri yang berkelanjutan. Dari sisi kita menyediakan bahan baku yang lebih siap pakai untuk menjadi barang jadi industri. Kami terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mencarikan jalan terbaik," terang Hendi.

Hilirisasi menjadi program prioritas dengan beberapa tantangan yang harus dihadapi. Namun, sesuai dengan cita-cita pemerintah membentuk MIND ID sebagai "holding" sejak 2017 silam, Hendi memastikan beberapa proyek strategis guna mendukung hilirisasi berlangsung sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Sebagai contoh yang dikerjakan oleh PT Timah Tbk, melalui proyek smelter berteknologi top submerged lance (TSL) ausmelt furnace.

Baca Juga: Indonesia 2024 Tumbuh Lebih Baik, Suharso: Hilirisasi Kuncinya

Melalui smelter itu, PT Timah mampu mengolah atau meleburkan konsentrat biji timah dengan kadar 40 persen (low grade). Proses peleburan yang lebih cepat dari smelter baru itu memperlihatkan efisiensi 25-34 persen dibandingkan smelter eksisting dan beberapa waktu lalu telah dikunjungi oleh presiden.

Selanjutnya, PT Antam Tbk juga memastikan smelter feronikel yang berlokasi di Halmahera Timur mulai beroperasi tahun 2023. Sedangkan PT Freeport Indonesia juga berkomitmen untuk terus mengejar progres proyek smelter tembaga terbesar di dunia yang berlokasi di Manyar, Gresik di kawasan JIIPE yang ditargetkan bakal rampung proses konstruksinya pada akhir 2023 dan mulai beroperasi pertengahan 2024.

PT Inalum juga fokus untuk mengerjakan proyek port upgrading dan proyek brownfield bersama dengan Emirates Global Aluminium (EGA). Hal tersebut untuk memaksimalkan hilirisasi produk aluminium hingga dapat melipatgandakan produksi aluminium.

"Diperlukan kolaborasi dan sinergi berbagai pihak untuk bisa mewujudkan cita-cita hilirisasi di Indonesia guna menambah nilai yang lebih maksimal untuk kemakmuran rakyat Indonesia, karena MIND ID mengelola sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah," pungkas Hendi.

Editor


Komentar
Banner
Banner