bakabar.com, SURABAYA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyoroti tentang jalan nasional Km 171 Satui, Tanah Bumbu (Tanbu), Kalimantan Selatan yang longsor digerus tambang dan belum tersentuh perbaikan. Dia mengaku telah menyampaikan kondisi tersebut kepada Presiden Jokowi untuk segera ditindaklanjuti.
Baca Juga: Mengapa Jokowi Terus Abai Tragedi Km 171 Tanah Bumbu?
Sandi mengatakan bahwa Satui merupakan salah satu kawasan wisata pantai. Karenanya, penting agar daerah ini memiliki infrastruktur yang baik agar wisatawan merasa nyaman.
“Saya sudah sampaikan (kepada Presiden Jokowi) bahwa semua destinasi wisata itu perlu terhubung dengan fasilitas infrastruktur yang mendukung,” kata Sandi saat ditemui di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis (25/5).
Baca Juga: Kapan Jalan Nasional Km 171 Satui Tersentuh Perbaikan?
Soal jalan nasional Satui Km 171 yang rusak diduga akibat operasional penambangan ilegal, Sandi mengaku telah menyampaikan kepada Presiden Jokowi untuk segera diperbaiki. Bahkan, dia juga telah menghitung anggaran perbaikan jalan rusak.
“Saya sudah menyampaikan kepada daerah sebanyak Rp 32 triliun melalui infrastruktur itu agar bisa dialokasikan buat jalan-jalan yang rusak,” terang Sandi.
Baca Juga: Melihat Kembali Aspirasi Haji Upi di Km 171 Satui
Di samping itu, Sandi berharap agar pemerintah pusat tidak sampai menggantikan peran pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan rusak. Sebabnya, pemerintah sekarang sedang gencar memperbaiki infrastruktur di daerah.
“Kita harus berkolaborasi (pemerintah pusat dan daerah),” pungkas Sandi.
Sebelumnya diberitakan bahwa ambrolnya jalan nasional Km 171 Satui menyisakan seabrek pekerjaan rumah. Arus lalu lintas tersendat. Belasan kepala keluarga terpaksa mengungsi.
Baca Juga: Salah Kaprah Penetapan Tersangka di Tragedi Km 171 Satui
Kini perusahaan terkesan saling lempar penanganan. PT. Mitra Jaya Abadi Bersama (MJAB) sempat dituding sebagai biang kerok longsornya Jalan Nasional Km 171, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu.
Namun kepolisian justru menunjuk sejumlah nama perusahaan lain: PT Autum dan PT ABC. IUP mereka-lah yang berada di bibir jalan nasional itu. Sementara di sebelah kanan jalan merupakan tambang milik PT. Arutmin.