bakabar.com, JAKARTA - Menkopolhukam Mahfud MD menyerukan kepada seluruh pihak agar menahan diri agar tidak melakukan aktivitas politik praktis di masjid menuju gelaran Pemilu 2024 mendatang.
Maka Mahfud meminta tokoh agama dan pimpinan pesantren untuk meghindari politik praktis agar terbebas dari konflik politik.
"Sebisa mungkin, dihindari politik praktis di masjid-masjid agar tidak menimbulkan konflik internal," kata Mahfud seperti dikutip dari Antara, Jumat (24/3).
Baca Juga: Partai Ummat Tuding Bawaslu Tidak Ngerti Politik Identitas
Mahfud menilai setiap individu memiliki hak untuk berpolitik dan diharapkan adanya kesadaran politik sehingga pertemuan dan sosialisasi di masjid tak terjadi.
"Siapa pun yang akan dipilih silahkan tapi jangan dipertentangkan di masjid agar kita tidak terjebak pada pertengkaran-pertengkaran yang tidak diinginkan," ujarnya saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar di Medan, Sumatera Utara, Kamis (23/2).
Baca Juga: Bawaslu Perbolehkan Partai Pasang Spanduk Tanpa Muatan Kampanye
Lebih lanjut, Mahfud juga meminta tokoh-tokoh agama dan pimpinan pesantren untuk berperan mengamankan penyelenggaraan Pemilu 2024 dari berbagai konflik yang berpotensi muncul di tengah masyarakat, seperti dengan mengajak mereka untuk tetap bersikap tenang.
Terutama menjaga sendi-sendi keummatan agar tak terpecah belah hanya karena berbeda pilihan dalam gelaran Pemilu 2024.
"Tahun depan mau pemilu, tolong masyarakat didinginkan, disadarkan semua santri dan umat agar menggunakan hak politiknya secara benar. Negara ini harus dijaga dan cara menjaganya adalah pemilu sebagai sebuah sarana menyampaikan aspirasi politik mesti dijaga dengan baik," kata Mahfud.
Baca Juga: KPU-Bawaslu Kompak Kecam Politik Identitas Partai Ummat
Di sisi lain, ia mengungkapkan terdapat dua jenis politik, yakni politik inspiratif dan politik praktis.
"Saya kalau ketemu tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah itu sering saya sampaikan, politik itu ada dua. Pertama, inspiratif berupa gagasan-gagasan kepemimpinan dan pengorganisasian negara dengan baik," ucap dia.
Sedangkan, Mahfud mengatakan politik praktis berarti mengarahkan seseorang untuk memilih figur tertentu sebagai pemimpin.