Makin Cakap Digital

Literasi Digital di SMP Aceh Besar Bahas Pendidikan Karakter Gen-Z

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh melaks

Featured-Image
Sederet narasumber berkompeten mengisi webinar literasi digital di SMP Aceh Besar.

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh melaksanakan webinar literasi digital sektor pendidikan. Kegiatan yang mengusung tema “Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital” telah dilaksanakan pada Jumat (2/6) pukul 09.00-11.00 WIB. 

Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Tantangan dan Kesempatan Gen Alpha Jadi Bahasan

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pendidikan Karakter Gen Z Jadi Fokus

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Arief Rama Syarif (Founder - Yayasan Komunitas Open Source), dan bersama Key Opinion Leader (KOL) Reni Risti Yanti (Presenter), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Hafizh Dzaki. 

Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Teknologi Jadi Kunci

Sesi pertama, narasumber Arief Rama Syarif menyampaikan materi etika digital, generasi Z harus memiliki etika yang seimbang dalam dunia nyata dan dunia maya, kita harus etis di dunia digital karena terdapat berbagai perbedaan kultural dengan berbeda suku, agama, dan ras, kemudian memerlukan etika untuk membangun hubungan lebih jauh dan berkolaborasi dengan orang lain. Ruang lingkup etika digital meliputi kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan. Generasi Z harus membentengi diri dari tindakan negatif di dunia digital. Untuk itu, tindakan etis untuk generasi Z ketika menemukan konten negatif adalah analisis dahulu konten negatif, verifikasi konten negatif, tidak perlu mendistribusikan konten negatif, dan harus memproduksi konten yang bermanfaat dan positif. 

“Indonesia dapat skor tertinggi, senang dong? Iya, tapi skor tertinggi ini menunjukkan bahwa diseluruh kawasan ASEAN, Indonesia paling buncit, buncit dalam hal apa? Keburukan, Indonesia paling sering dan paling suka menyebar berita-berita kebohongan, berita-berita permusuhan, berita-berita tentang penghasutan, bayangin tuh, Indonesia skornya paling tinggi," paparnya. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie, Pentingnya Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital

"Di kawasan ASEAN lho, gak usah di dunia dulu deh, Indonesia paling buncit bayangin, betapa menyedihkannya negara kita yang terkenalnya ramah tamah, baik, suka menolong di dunia nyata, itu sangat berbeda di dunia digital, dan ini tentunya karena perilaku kita belum memahami tentang etika digital, ini para generasi Z yang harus terus dibangun, bagaimana mewujudkan cinta tanah air melalui dunia digital, ayo kita sama-sama, skor kita, kita perbaiki, kita kurangi, sehingga ranking kita langsung naik gitu,” ujar Arief. 

Selanjutnya, giliran Reni Risti Yanti yang merupakan seorang presenter, tampil menyampaikan bahwa bermain media sosial itu tidak dilarang, namun yang dilarang itu, bermain media sosial yang tidak baik yaitu dengan tidak memikirkan tentang etika. Untuk itu, seluruh pengguna internet harus menguasai empat pilar literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital agar indeks literasi digital masyarakat Indonesia dapat mencapai kategori baik.

Kemenkominfo terus menggencarkan semangat literasi.
Kemenkominfo terus menggencarkan semangat literasi.

“Ayo teman-teman kita ini harus sadar bahwa sekarang di ruang digital itu kita gak bisa sebebas bagaimana kita mengungkapkan apa yang kita mau, karena apa? Karena ada yang namanya Undang-Undang ITE yang bisa menjerat teman-teman hanya gara-gara karena mungkin adik-adik salah berucap, nah selain itu juga kalau mau memposting sesuatu, ini hal lumrah banget yang pasti sering banget dicuitkan sama para narasumber," paparnya. 

"Postinglah yang penting-penting jangan yang penting posting, think before posting, jadi pikirin dulu sebelum posting, ini kira-kira ada manfaatnya gak ya untuk saya, untuk orang sekitar, untuk followers saya, sekiranya tidak ada manfaatnya yaudah di skip aja, konsisten di ruang digital itu kan bukan berarti kita harus memposting hal-hal yang buruk, tapi kalau bisa yang lebih positif, iya postingnya yang positif aja, banyak kok hal-hal yang positif yang bisa kalian posting, apalagi di Aceh banyak banget kan kebudayaan, makanan, kuliner, tempat wisata yang bisa kalian jadikan konten-konten yang bermanfaat dan dikenal banyak orang,” kata Reni lagi. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pentingnya Teknologi Dukung Belajar Mengajar

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber dan Key Opinion Leader. Kemudian moderator memilih tiga penanya untuk bertanya secara langsung dan berhak mendapatkan voucher e-money.

Pertanyaan pertama dari Anhar yang mengajukan pertanyaan bagaimana cara tepat dan cepat menerapkan etika digital bagi pelajar agar dapat terliterasi dengan baik? Kemudian narasumber Arief Rama Syarif menanggapi bahwa etika itu dibangun dari hal dasar, dari kita sendiri dan lingkungan sekitar kita, jika kita ingin menerapkan etika digital, kita mulai dari diri kita sendiri, mengingatkan teman sekitar kita, dan tentunya bapak dan ibu guru juga harus juga harus mengingatkan kepada muridnya bagaimana etika yang baik. 

Pertanyaan kedua dari Diandra Safira yang mengajukan pertanyaan Bagaimana cara kita meningkatkan etika pada generasi Z saat ini, terutama dalam media sosial yang sering digunakan saat ini? Kemudian Key Opinion Leader Reni Risti Yanti menanggapi bahwa cara meningkatkan etika adalah kita harus memiliki kesadaran untuk membedakan mana yang baik dan mana yang benar, contohnya mulai merefleksikan diri, ketika kita berbicara tidak sopan, kita harus mulai memikirkan bahwa itu adalah hal yang pantas atau tidak, kemudian menanamkan bahwa kita tidak boleh berbicara buruk di media sosial. Dan juga harus mengingatkan sesama teman jika teman berbicara buruk di media sosial.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP di Kabupaten Pidie, Hoaks Bayangi Dunia Pendidikan

Pertanyaan ketiga dari Andik Maulana mengajukan pertanyaan Bagaimana meminimalisir agar tidak mudah terpancing emosi hanya karena melihat artikel berita atau bacaan sekilas lalu sudah bisa berasumsi negatif? Adakah saran agar masyarakat lebih bijak dalam meningkatkan etika digital? Kemudian narasumber Arief Rama Syarif menanggapi bahwa kita harus mengubah diri kita sendiri sebelum mengubah orang lain atau memberikan contoh baik kepada orang lain, memberikan contoh bahwa dengan membaca kita dapat meningkatkan literasi digital kita, menyebabkan meningkatnya etika kita di dunia digital. Selanjutnya Key Opinion Leader Reni Risti Yanti juga menanggapi bahwa kalian harus membaca informasi atau suatu berita secara keseluruhan, harus berpikir kritis jangan langsung percaya terhadap suatu informasi, cara memverifikasi informasi adalah dengan melihat portal berita mainstream, cari berita mainstream yang sudah terverifikasi atau biasanya ada centang birunya, selain itu, bisa search judulnya di laman kominfo kemudian akan muncul itu berita hoaks, atau disinformasi, atau berita yang asli dan benar akan muncul.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online

Sesi tanya jawab selesai. Setelah itu, moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).

Editor


Komentar
Banner
Banner