bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan siswa/siswi SMP Darul Arafah Kabupaten Deli Serdang melaksanakan literasi digital sektor pendidikan.
Kegiatan yang mengusung tema “Welcoming Generation Alpha: Chance and Challenge in Digital Era” telah digelar pada Minggu (28/5) pukul 09.00-11.00 WIB di Jalan Berdikari 1A Desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Pada kegiatan literasi digital tersebut juga diikutsertakan kegiatan lain (Chip in) yakni kampanye “Mempersiapkan Pelajar Memasuki Dunia Usaha dan Dunia Kerja di Era Digital”, yang digagas oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara, Firsal Ferial Mutyara menyampaikan bahwa perubahan di era digital membuat dunia usaha dan dunia kerja bertransformasi dengan cepat, banyak peluang usaha dan jenis pekerjaan baru muncul, terutama yang berbasis digital.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pendidikan Karakter Gen Z Jadi Fokus
“Para pelajar harus didukung untuk bersiap diri lebih dini, agar lebih siap menghadapi transformasi dunia usaha dan dunia kerja,” ujarnya.
Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online
Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.
Chip In yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Dr. Minda Muliana Sebayang, M.Si., Ak., CA (Dosen/Akademisi), narasumber lain Putri Nasution,SS.M.Hum (Pengurus Kadin Sumut & Direktur CV Puri Food and Healthy), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Juli Agustini, SE (Influencer, Banker, MUA), serta dipandu oleh pembawa acara (MC) Laila Sari, S.Psi.,M.Pd dan dipandu oleh moderator Mawaddah Irham, S.E.I., M.E.I.
Sesi pertama, narasumber Dr. Minda Muliana Sebayang, M.Si., Ak., CA menyampaikan mengenai kecakapan digital, generasi alpha harus cakap bermedia digital dengan memahami dan menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak. Kemudian, kecakapan dalam menggunakan mesin pencarian sangat penting untuk mencari informasi yang tersedia dan terpercaya, generasi alpha harus mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan. Selain itu, terdapat rekam jejak digital yang harus dijaga oleh generasi alpha karena akan berpengaruh di masa depan.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online
“Gen alpha harus mulai meninggalkan jejak digital yang positif di media sosial sehingga pada suatu saat orang mengetikkan nama-nya pada mesin pencari maka yang keluar adalah informasi-informasi yang baik dan bermanfaat, jejak digital mulai dimanfaatkan oleh pasar tenaga kerja untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang calon tenaga kerja melalui media sosialnya, kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menerima atau menolak calon TK tersebut,” ujar Minda.
Narasumber kedua, Putri Nasution,SS.M.Hum memberikan pemaparan tentang pelajar (kaum muda) perlu persiapan memasuki dunia usaha dan dunia kerja di era digitalisasi. Pengangguran muda di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia, sepertiga dari pengangguran adalah kaum muda, pengangguran muda terjadi pada penduduk dengan rentang usia 15-24 tahun. Penyebab pengangguran muda yaitu kebutuhan tenaga kerja di perusahaan berubah dari manual oleh tenaga kerja menjadi serba digital, kemudian usia muda minim pengalaman dan keahlian dalam bekerja dan berwirausaha. Dengan banyaknya pengangguran muda maka akan mengakibatkan beban orang tua (rumah tangga) bertambah, dan akan meningkatnya kenakalan remaja.
Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie, Pentingnya Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital
“Pentingnya anak muda untuk kursus keterampilan, dengan kursus keterampilan anak muda jadi semakin terampil kerja sesuai minatnya, keahlian jadi modal berwirausaha, kesempatan mendapatkan penghasilan, manfaatnya bisa menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri, dapat penghasilan sesuai usaha, waktu fleksibel sesuai keinginan, tidak di PHK atau terikat dengan orang lain, bisa kembangkan usaha sesuai kreativitas, bisa lebih mandiri dan menyukai tantangan, dapat belajar bekerja sama dengan orang lain dan buat keputusan, ” kata Putri.
Selanjutnya, giliran Juli Agustini, SE yang merupakan seorang influencer, menyampaikan bahwa di era digital teknologi dapat mempermudah manusia dalam segala hal seperti mengerjakan tugas atau pekerjaan lain. Anak muda harus memahami dan memanfaatkan media sosial dengan baik agar anak muda tidak terjerumus ke dalam hal negatif di era digital ini.
“Sosial media di kehidupan memiliki sisi positif seperti mencari informasi, mencari ilmu pembelajaran, dan juga menghasilkan uang dari sosial media, jadi anak muda agar lebih bisa memanfaatkan sosial media di era dunia digital dengan sebaik-baiknya, anak muda harus lebih memanfaatkan dan mencari peluang melalui dunia digital,” jelas Juli.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP di Kabupaten Pidie, Hoaks Bayangi Dunia Pendidikan
Di akhir sesi kegiatan Chip In, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber, kemudian 10 penanya yang beruntung berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar Rp. 100.000.
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/), Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).